Monday, October 31, 2011

Lomba Karya Tulis Ilmiah SMA Tingkat Nasional 2011 Lomba Karya Tulis Ilmiah SMATingkat Nasional 2011 merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Pesta Rakyat SAINTEK 2011 yang diadakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang dengan Tema “Perkembangan dan Peran IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam upaya memajukan Indonesia” Sub tema : Teknologi komunikasi dan Informasi (ICT) Pemanfaatan ilmu matematika dan statistik dalam pembangunan Indonesia Bahan alam : Menggali potensi dan Pemanfaatan sumber daya alam Permasalahan Lingkungan dan Penanganannya Rancang Konstruksi dalam mengatasi permasalahan bangsa Pembaharuan energi dalam pemanfaatan ilmu fisika Syarat Peserta: Peserta lomba adalah siswa SMA/ SMK/ MA sederajat se-Indonesia. Setiap tim terdiri atas 3 (tiga) orang siswa yang masih aktif di institusi pendidikan. Karya merupakan orisinil yang belum pernah diikut sertakan pada lomba karya tulis tingkat nasional. Hadiah : Juara I : Uang Tunai Rp 1.500.000,00 + Tropi + Piagam Penghargaan Juara II : Uang Tunai Rp 1.000.000,00 + Tropi + Piagam Penghargaan Juara III : Uang Tunai Rp 750.000,00 + Tropi + Piagam Penghargaan Juara IV : Uang Tunai Rp 500.000,00 + Tropi + Piagam Penghargaan CP : Moh. Fauzan (085815522840) Susmiati (085646763211) Sumber infolomba: http://saintek.uin-malang.ac.id Info lebih lengkapnya silahkan klik gambar di bawah:
DINAMIK ORIENTEERING COMPETITION V (DOC V) 2011 Deadline Pendaftaran: 26 November 2011 DINAMIK ORIENTEERING COMPETITION V (DOC V) 2011 adalah kegiatan olah raga yang bersifat rekreasi, bagi masyarakat yang memiliki hobi berkegiatan di alam terbuka, kegiatan ini perpaduan antara pencapaian titik (chek point) terbanyak dan waktu tempuh (kecepatan), dengan semangat persahabatan dan semangat keolahragaan (fairness-fair play-sportmanship). DINAMIK ORIENTEERING COMPETITION V (DOC V) 2011 diadakan oleh DINAMIK (Divisi Pecinta Alam Mahasiswa Teknik) Univ Muhammadiyah Surakarta dan panitia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dari perlombaan. dan merupakan perlombaan kelompok berjumlah dua orang untuk kategori umum Tanggal Penting: Technical meeting dilaksanakan hari sabtu, 26 November 2011 Perlombaan di laksanakan pada hari minggu, 27 November 2011. Kami tunggu partisipasinya Pendaftaran : bisa via telp, via email, atau datang langsung ke sekretariat DINAMIK Contact person : arief (085729785400) web : dinamik.ukm.ums.ac.id Hadiah Total DOC 2011: 4,5 Juta+Thropy
Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan 19 ITP IPB Deadline Pendaftaran Lomba: 5 November 2011 Pelaksanaan Kegiatan: 19-20 November 2011 Tema LC TIP XIX: “Smart Choice For Smart Snack” Hadiah: Juara I : Rp. 4.500.000,- + golden ticket masuk ITP Juara II : Rp. 2.500.000,- Juara III : Rp. 1.500.000,- Juara Harapan: Rp. 750.000,- TEKNIS PENDAFTARAN PESERTA LCTIP XIX: Peserta mengisi formulir pendaftaran yang dapat diperoleh dalam service pack surat undangan, ataupun dapat diunduh di website LCTIP XIX (lctip19.blogspot.com) Peserta melengkapi kelengkapan formulir pendaftaran (identitas peserta dan guru pendamping disertai foto 3 x 4) Peserta membayar biaya pendaftaran sejumlah Rp 300.000,- per kelompok dan dikirim melalui transfer ke rekening bank BNI cabang Dramaga no Rekening 0179648662 a/n Rachel Irene M.S. format pengiriman uang rekening dengan nama pengirim adalah NAMA SMA dan nama katua kelompok. Konfirmasi pembayaran, ketik SMS : DAFTAR_(NAMA SMA)_(KAB/KOTA)_(NAMA KETUA KELOMPOK)_(TANGGAL TRANSFER)_(NAMA PEMILIK REKENING) dikirim ke Suci Chaerunnisa 08998585669 Bukti transfer dan formulir pendaftaran dikirim melalui pos ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA) Lantai dasar Gedung FATETA IPB Dramaga atau melalui fax ke 0251-8622708 atau kirim dalam bentuk soft copy (hasil scanning) melalui email lctip19@gmail.com Pendaftaran paling lambat 5 November 2011 (cap pos) Untuk mendownload formulir, bisa dari http://www.mediafire.com/?9643vfe6hfbfe58 Untuk info lebih jelasnya bisa hubungi 08998585669 (pin BB: 23129B8A) (Suci) , 085710389228 (Anan), 085716380100 (Christian) atau buka blog kami:http://lctip19.blogspot.com/ dan fanpage Facebook: http://www.facebook.com/pages/Lomba-Cepat-Tepat-Ilmu-Pangan-XIX
MEC 2011 Latar Belakang Kegiatan: Diadakan oleh MIT (Media Informasi Teknik) yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM KMFT) UGM Jenis Lomba: Menulis Essay. Melalui kompetisi menulis essay ini diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi penyaluran minat dan bakat para pelajar dan mahasiswa berkompeten di Indonesia terutama di bidang menulis. Hadiah Total: 1,5 Juta rupiah +Sertifikat Syarat dan Ketentuan: Pelajar SMP, SMA dan Sederajat, dan Mahasiswa yang masih menjalani masa kuliah atau kegiatan belajar mengajar. Bersifat perseorangan bukan kelompok. Tema tulisan Caraku Mencintai Indonesia, jenis font Arial ukuran 12 dengan spasi 1,5 dan minimal 2 halaman A4 (tidak termasuk data diri). Mengirimkan maksimal 2 judul karya. Bahasa yang digunakan bebas, baku dan sopan. Karya harus orisinil dalam bentuk essay dan belum pernah dipublikasikan. Melampirkan fotokopi Kartu Pelajar/Kartu Tanda Mahasiswa. Naskah berbentuk Soft copy dengan format .pdf/.doc Naskah dikirim ke e-mail resmi MIT (mit.bemft@gmail.com) selambatnya-lambatnya 13 November 2011 pada pukul 23.59 WIB. Karya yang dikirimkan menjadi hak panitia dan belum pernah dimuat dalam media apapun. CP : 085210815595/ mit.bemft@gmail.com website : www.MEC2011.co.cc
NATIONAL MATERIAL INNOVATIVE UNIVERSITY COMPETITION (NANOVERSION) 2011 Deadline Pendaftaran lkti: 30 November 2011 NANOVERSION merupakan kompetisi karya ilmiah mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan "Himpunan Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi (HMMT) FTI-ITS". Tahun 2011 NANOVERSION mengangkat tema “Spirit to Change the World for Better Life with Innovative Materials". Kompetisi karya tulis ini merupakan ajang bagi mahasiswa Indonesia untuk menyalurkan pemikirannya dalam bentuk inovasi di bidang teknologi material , baik yang sudah maupun yang akan terealisasi. Inovasi dituangkan dalam bentuk karya tulis (Paper) untuk diseleksi kemudian dipresentasikan saat grand final. Ketentuan Peserta: Peserta merupakan mahasiswa aktif S1 atau Diploma perguruan tinggi negeri atau swasta di Indonesia dan masih berstatus mahasiswa saat Grand Final (dibuktikan dengan fotokopi KTM yang disertakan saat pengiriman karya). Peserta merupakan kelompok dengan jumlah maksimal 3 orang dan berasal dari perguruan tinggi yang sama. Anggota kelompok dapat berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Ketentuan Kompetisi: Peserta wajib mendaftarkan diri via email ke (Format pendaftaran sesuai Lampiran 1) Setiap tim harus membuat dan mengirimkan karya tulis sesuai dengan tema yang ditentukan (sistematika penulisan karya tulis dapat dilihat pada Lampiran 2). Karya tulis yang dikirimkan merupakan hasil pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Setiap karya yang dikirimkan tidak diperkenankan sedang berpartisipasi atau telah memenangkan penghargaan dalam kompetisi serupa di tempat lain Peserta harus mengirimkan 1 eksemplar karya tulis (hardcopy), dan fotokopi KTM ke Sekretariat NANOVERSION yang akan diserahkan kepada tim juri. Sebagai arsip panitia, peserta juga harus mengirimkan karyanya dalam bentuk softcopy ke email nanoversion.2011@yahoo.com Peserta diperkenankan mengirimkan lebih dari satu karya tulis (maksimal 2) dan setiap karya tulis yang diajukan. Karya finalis akan diumumkan melalui website www.nanoversion.blogspot.com tulis peserta akan diseleksi pada tahap penjurian awal untuk menentukan 5 (lima) finalis. Nama-nama dan melalui kontak masing-masing pada tanggal 11 Desember 2011 pukul 19.00 WIB. Semua finalis diwajibkan mengikuti technical meeting pada tanggal 17 Desember 2011 pukul 15.00 WIB. Semua finalis diwajibkan mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri dan audience pada saat Grand Final di Kampus ITS Sukolilo Surabaya pada tanggal 18 Desember 2011 (akan ada informasi lebih lanjut). Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Ketentuan Karya Tulis Karya tulis yang dikirimkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Original Karya harus bersifat asli tidak meniru karya orang lain. Kreatif dan Inovatif Karya berisi gagasan yang kreafif dan inovatif dalam arti belum pernah ada sebelumnya namun memiliki landasan teori yang jelas dan realistis. Sistematis Karya disampaikan dalam bentuk yang jelas, sistematis, runut, dan didukung oleh data atau informasi yang terpercaya. Mengikuti sistematika penulisan yang ada di lampiran 2. Agenda Kompetisi Tahap pendaftaran : 15 Oktober – 30 November 2011 Tahap penerimaan naskah : 15 Oktober – 5 Desember 2011 (cap pos) Tahap seleksi : 6 – 10 Desember 2011 Pengumuman finalis : 11 Desember 2011 pukul 19.00 WIB Technical meeting : 17 Desember 2011 pukul 15.00 WIB Grand final : 18 Desember 2011 Pengumuman Pemenang : 18 Desember 2011 Catatan : Jadwal Kegiatan dapat berubah sewaktu-waktu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di www. nanoversion.blogspot.com LAYANAN INFORMASI Sekretariat Panitia NANOVERSION-2011 Himpunan Mahasiswa Teknik Material FTI-ITS Kampus ITS Sukolilo, Kec.Sukolilo, Surabaya 60111 Email : hmmt_fti_its@yahoo.com Website : hima.material.its.ac.id Contact Person: Rizkiyan Ardi Nugroho (085749524599) Taufik Akbar (083857304689) E-mail : nanoversion.2011@yahoo.com Fax : 031-5997026 untuk panduan lomba selengkapnya bisa di download di http://www.nanoversion.blogspot.com/
Lomba Esay SMA/SMK/MA sederajat Se-Jawa Timur Lomba Esay SMA/SMK/MA sederajat Regional Jawa Timur Fakultas Hukum Universitas BRAWIJAYA Forum Kajian dan Penelitian Hukum TEMA : Semangat Pemuda Membangun Kemajuan Bangsa SubTema: 1.Reformasi Pemuda menuju Perbaikan Moral Bangsa 2.Dialog Imajiner “Beri aku 10 Pemuda akan kuguncan Dunia” 3.Membangun generasi Pemuda Berprestasi dan Bertanggungjawab Hadiah: Juara I berhak memperoleh Piala+Sertifikat Piagam +Bingkisan + Uang Tunai Rp.700.000,- Juara II berhak memperoleh Piala+Sertifikat Piagam +Bingkisan+ Uang Tunai Rp.500.000,- Juara III berhak memperoleh Piala+Sertifikat Piagam +Bingkisan+ Uang Tunai Rp.300.000,- Juara Harapan I berhak memperoleh Piala+Sertifikat Piagam +Bingkisan Juara Harapan II berhak memperoleh Piala+Sertifikat Piagam +Bingkisan Syarat dan Mekanisme Pendaftaran 1. Tercatat sebagai SMA / SMK/ MA atau yang sederajat, dibuktikan dengan softcopy hasil scan Kartu Tanda Siswa (KTS). 2. Naskah ,Scan KTS, dan CV (Curiculum Vitae ) dikirim berupa softcopy ke email d/a : kompenijatim@ymail.com diterima panitia paling lambat Tanggal 14 November 2011 12.00 WIB. 3. Biaya Pendaftaran sebesar Rp.15.000,- bisa dikirim langsung dikirim langsung ke Sekretariat FKPH Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Jl.Mayjen no.169 65145 Telp (0341) 553898 Fax (0341) 566505.atau ditransfer melalui Rekening BCA a.n Anisa Maulida Prisani 4401225760 KCP Galunggung. (Diharap konfirmasi ke CP yang tertera dibawah setelah proses transfer) 4. Naskah 5 Finalis terpilih akan diumumkan pada18 November 2011 untuk mempresentasikan Esay di Fakultas Hukum Univ.Brawijaya pada 22 November 2011. 5. Ketentuan mengenai presentasi akan disampaikan kemudian. 6. Contact Person : Zihan Syahayani 085736557510 Format dan kualifikasi Tulisan 1. Judul bebas Sesuai Tema 2. Panjang tulisan 3-5 halaman, spasi 1,5 , font Times New Roman 12. Dengan lebar margin kiri 3 cm,margin kanan 2,5cm , margin atas dan bawah 3cm. 3. Naskah ditulis dengan menggunakan kaidah Bahsa Indonesia atau penulisan Ilmiah standar (tekhnik pengutipan dll) 4. Tulisan menunjukkan kadar kritis-argumentatif terhadap problematika yang disampaikan dengan bahasa komunikatif. 5. Naskah merupakan karya asli dan belum pernah dipublikasikan serta belum pernah memenangkan lomba 6. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu judul , namun hanya dapat memenangkan satu judul. Terima kasih kepada kompenijatim@ymail.com yang telah mengirimkan info lombanya. By: Info-Lomba.com

Saturday, January 8, 2011

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TIK DI SMA UNTUK MENCETAK GENERASI MUDA YANG INOVATIF DAN KOMPETITIF DI ERA GLOBALISASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi. Informasi menjadi sesuatu yang mutlak dibutuhkan oleh semua orang, semua instansi dan semua negara. Negara maju seperti Jepang, Amerika dan lain-lain tidak pernah lepas dari penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Siapa yang mampu menguasai informasi itulah yang akan mampu menguasai dunia. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan yang sebenarnya juga merupakan kegiatan informasi, bahkan dengan pendidikanlah informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan kepada generasi penerus suatu bangsa.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara umum adalah semua teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang yang sangat penting dalam tahapan pendidikan seseorang. Karena pada saat jenjang SMA, seseorang akan menentukan kearah mana nantinya ia akan bekerja. Karena tidak dibekali dengan ketrampilan bekerja layaknya siswa SMK, kebanyakan lulusan SMA meneruskan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) agar nantinya dapat bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Akan tetapi tidak semua lulusan SMA meneruskan ke perguruan tinggi. Mereka yang tidak meneruskan ke perguruan tinggi akan berpotensi menjadi pengangguran karena tidak memiliki keahlian khusus untuk bersaing di dunia kerja. Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Bambang Indriyanto, mengatakan pemerintah akan mengurangi jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) karena disinyalir jumlah siswa lulusan SMA yang tidak bekerja atau tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi penyumbang jumlah penganggur terbesar(www.tempointeraktif.com ).
Disisi lain, pada perguruan tinggi, materi yang diberikan hanya menyangkut materi-materi pengkhususan bidang jurusan yang diambil. Sedangkan materi tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) jarang, atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Materi yang diberikan hanya berupa pengetahuan dasar dan dijelaskan secara singkat, sehingga tak jarang banyak yang tidak memahami dengan baik terutama bagi orang-orang yang sebelumnya hanya mendapat pelajaran TIK alakadarnya.
Padahal kenyataanya di dunia kerja, hampir semua lowongan kerja harus memenuhi persyaratan menguasai komputer, salah satu materi dalam TIK. Jika seseorang tidak menguasai komputer dengan baik, maka peluang kerja yang diperoleh juga akan semakin sedikit. Oleh Karena itu, proses pembelajaran TIK di SMA hendaknya lebih ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk membekali lulusannya agar dapat lebih berdaya saing di dunia kerja.
Karena berbagai masalah diatas, maka penulis membuat karya tulis ilmiah yang di dalamnya akan membahas mengenai pembelajaran TIK di SMA guna mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif di era globalisasi.penulisan ini dirangkum dalam sebuah karya tulis dengan judul “OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TIK DI SMA UNTUK MENCETAK GENERASI MUDA YANG INOVATIF DAN KOMPETITIF DI ERA GLOBALISASI ”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas pembelajaran TIK di SMA?
2. Bagaimana cara mengoptimalkan pembelajaran TIK di SMA?
3. Bagaimana pembelajaran TIK dapat mencetak generasi muda yang inovatif dan kompetitif di era globalisasi?

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberitahukan kepada masyarakat khususnya remaja agar dapat memanfaatkan pengetahuan TIK, khususnya komputer dengan baik karena nantinya sangat bermanfaat ketika terjun di dunia kerja.
2. Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa peningkatan pembelajaran TIK di SMA dapat mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif.
3. Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Pelajar yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
• Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis
• Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuan dalam penelitian
• Menambah pengalaman dalam mencari data lapangan
• Membuat penulis menjadi lebih bermasyarakat

2. Bagi masyarakat
• Untuk mempersiapkan generasi yang inovatif dan kompetitif agar nantinya dapat berdaya saing di dunia kerja di era global yang syarat dengan persaingan.



D. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah peningkatan pembelajaran TIK di SMA guna menyiapkan generasi penerus yang lebih berkompeten dengan pembekalan kemampuan di bidang TIK agar lebih inovatif dan kompetitif di dunia kerja dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.







































BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Era Globalisasi
1. Definisi Era Globalisasi








Gambar 2.1 Globalisasi
(Sumber : www.googleimage.co.id )
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
• Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2. Ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
• Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
• Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
• Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
• Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
3. Pentingnya Teknologi Informasi di Era Globalisasi
Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf.
Disamping itu berbagai sektor menuntut masyarakat untuk menguasai teknologi informasi sesuai perkembangan jaman di era globalisasi. Bagi siapa yang tidak menguasai teknologi informasi tentu saja akan terelim,inasi dari kompetisi yang ada.
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karma didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan.ilmu pengetahuan.dani teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru

B. Generasi Inovatif dan Kompetitif
1. Pengertian Inovatif dan Kompetitif
Pengertian Kompetitif : Memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain/competitor, sehingga memberikan keuntungan/manfaat lebih.
Adapun kelebihan dapat berupa pengetahuan, ketrampilan dan attitude (sikap dan perilaku)
Pengertian Inovatif adalah sifat yang aktif dan dapat menimbulkan cara baru dalam melakukan sesuatu atau "barang baru yang dibuat berguna". Ini mungkin merujuk pada suatu inkremental mendadak atau radikal dan perubahan revolusioner pemikiran, produk, proses, atau organisasi.








2. Generasi Inovatif dan Kompetitif





Gambar 2.2 Generasi Muda
(Sumber : www.fema.ipb.ac.id )
Kejayaan dan kehancuran suatu bangsa tergantung kepada kualitas generasi yang mengembannya. Hal mendasar yang sangat menentukan kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Pemikiran yang cemerlang akan mengantarkan suatu bangsa untuk mencapai keunggulan dan kejayaan, dapat memimpin umat manusia dan mensejahterakan kehidupan dunia.
Generasi kompetitif dan inovatif merupakan generasi yang mampu bersaing di era globalisasi dan menghasilkan inovasi baru untuk membangun bangsa. Mengingat generasi muda adalah penerus perjuangan bangsa ini, maka sangat dibutuhkan sekali kualitas generasi muda yang unggul agar dapat memenangkan persaingan ketat di kancah dunia.
C. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Masarakat pada era globalisasi dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan computer. Untuk itu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif.

Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemahiran komputer adalah salah satu kriteria yang biasa diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.
Dalam pembelajaran ini tentunya di perlukan sarana dan prasarana yang memadai dan juga guru yang kompeten, untuk terwujudnya siswa yang menguasai teknologi dan mampu bersaing di era globalisasi.


























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang mempermudah penelitian apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Menyajikan data secara langsung tentang interaksi antar peneliti dengan responden. Metode ini dipilih karena dengan metode ini dapat mengumpulkan data berupa kata-kata (wawancara), gambar (foto), dan data stastistik sehingga mempermudah peneliti untuk membuat hubungan antar obyek kajian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif mempermudah peneliti untuk menjabarkan tentang pentingnya penguasaan TIK di era globalisasi.

A. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument sebagai berikut:
1. Angket : Instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan cara memberikan pertanyaan tertulis pada selembar kertas. Biasanya pertanyaan angket disusun dalam bentuk multiple choice dengan tambahan beberapa jawaban subyektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen ini untuk mengetahui tingkat penggunaan internet di kalangan pelajar SMA 1 Ponorogo, serta mengaitkan dengan rutinitas belajar mereka.
2. Kajian literatur : adalah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tambahan (sekunder). Data sekunder digunakan sebagai pelengkap data primer. Kajian literatur dapat diperoleh dari majalah ilmiah, buku-buku, dan internet. Data penelitian ini sebagian besar data diperoleh dari kajian literatur.



3. Foto : adalah instrumen yang digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif yaitu menganalisis data khusus untuk mendapatkan gambaran yang bersifat umum. Pada penelitian ini, foto diambil dari foto yang dihasilkan orang lain maupun foto yang dihasilkan peneliti sendiri.

B. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel penelitian yaitu:
1. 10 pelajar dari SMAN 1 Ponorogo.
2. 10 pelajar dari SMAN 2 Ponorogo.
3. 10 pelajar dari SMAN 3 Ponorogo.
4. 10 pelajar dari SMAN 1 Jetis.
5. 10 pelajar dari SMAN 1 Sambit.

C. Responden Penelitian
Untuk memperoleh data, peneliti memilih responden penelitian dari 50 responden yang berasal dari 5 SMA di Kabupaten Ponorogo. Dari tiap-tiap sekolah diambil 10 responden yang terdiri dari :
1. Pelajar dari SMAN 1 Ponorogo.
2. Pelajar dari SMAN 2 Ponorogo.
3. Pelajar dari SMAN 3 Ponorogo.
4. Pelajar dari SMAN 1 Jetis.
5. Pelajar dari SMAN 1 Sambit.

E Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 7-18 Maret 2010.
2. Tempat penelitian
a. Di SMA N 1 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
b. Di SMA N 2 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
c. Di SMA N 3 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
d. Di SMA N 1 Jetis sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
e. Di SMA N 1 Sambit sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.

F. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010. Berikut disajikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Waktu Tempat
1. Merumuskan judul dan rumusan masalah. 7 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
2. Mencari literatur dari buku-buku, majalah ilmiah dan internet. 8-10 Maret 2010 Menyesuaikan
3. Penyebaran angket kepada pelajar SMA N 1 Ponorogo 11-13 Maret 2010 SMA N 1 Ponorogo
4. Pengumpulan dan pengolahan angket 11-13 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
5. Pengolahan data dan penyusunan karya tulis. 14-18 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembelajaran TIK di SMA nasih belum efektif. Hal ini disebabkan oleh sistem pembelajaran TIK masih tergolong sedang, sarana prasarana TIK di sekolah yang kurang memadai, kurangnya kompetensi guru TIK, Suasana pembelajaran yang membosankan, dan materi yang kebanyakan berupa teori. Ketidakefektifan dalam pembelajaran tersebut menyebabkan siswa kurang dapat menyerap materi dengan baik.
2. Optimalisasi pembelajaran TIK dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, mewujudkan guru TIK yang berkompeten, serta memperbanyak materi praktek daripada teori.
3. Pembelajaran TIK di SMA sangat berperan penting dalam mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif.
B. Saran
1. Hendaknya pembelajaran TIK lebih ditingkatkan lagi.
2. Hendaknya sekolah lebih mengoptimalkan pembelajaran TIK bagi siswanya.
3. Hendaknya kepada seluruh siswa agar selalu mengutamakan pelajaran TIK sebab nantinya akan sangat berguna dalam persaingan di era global.






DAFTAR PUSTAKA

Hari Wibawanto. 2006. Learning Managemen System.Handout.Disajikan pada Training on ICT in Instruction forQuality Improvement of Graduate Study di Universitas Udayana, Denpasar.
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Lallana, Emmanuel C. 2003. The Information Age. Manila: e- Asean Task Force UNDP APDIP.
SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.
Unnes. 2006. Laporan Akhir Pelaksanaan Program K-2. Semarang: Unnes
_____. 2010. Globalisasi. (online http://intl.feedfury.com/content/16335668-teknologi-informasi-di-era-globalisasi.html diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____.2009. Ancaman Globalisasi(online http://beritasore.com/2008/08/05/era-globalisasi-jadi-ancaman/ diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____.2009. Teknologi Informas i(online http://argaclever.blogspot.com/2009/05/teknologi-informasi-di-era-globalisasi.html diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____. 2009. Pemanfaatan Globalisasi (online http://one.indoskripsi.com/node/5725 diakses tanggal 8 Maret 2010).

Pemanfaatan Limbah Pertanian Padi Sebagai Sarana Peningkatan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan sumber energi alternatif semakin hari semakin besar. Sebagian besar kebutuhan akan energi, selama ini dipenuhi oleh minyak bumi. Namun, karena minyak bumi ini adalah sumber daya alam yang tidak dapat dperbaharui, maka persediaan minyak bumi semakin hari semakin menipis. Semakin menipisnya persediaan minyak bumi, telah mendorong dilakukannya penelitian-penelitian untuk memperoleh sumber energi baru yang dapat diperbaharui. Krisis energi merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi dunia termasuk bangsa Indonesia pada abad 21 ini. Sampai saat ini Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menjadi sumber energi utama bagi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas. Harus diingat bahwa BBM termasuk sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Cepat atau lambat cadangan minyak dunia akan habis (www.netsains.com/2008/12/krisis-energi/). Selain itu, penggunaan BBM juga berdampak negatif bagi bumi kita. Penggunaan bahan bakar dari minyak dan batu bara disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global ( www.pemanasanglobal.net ). Oleh karena itu, ketergantungan bangsa Indonesia kepada sumber energi dari bahan bakar fosil tersebut harus segera dialihkan ke sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Biomassa merupakan sumber energi yang menarik untuk dikembangkan karena melimpahnya persediaan bahan baku biomassa di muka bumi dan sifatnya yang dapat diperbaharui. Hal ini menjadikan biomassa merupakan sumber energi alternatif yang paling menarik karena kemudahan untuk memperbaharuinya dan dapat direproduksi melalui biokonversi karbon dioksida oleh tumbuhan. Etanol yang diproduksi dari biomassa pada saat ini adalah bahan bakar hayati (biofuel) yang banyak mencampurkannya dengan bensin.
Beberapa tahun belakangan ini, telah dilakukan pengembangan biomassa selulosik (selulosa dan hemiselulosa) seperti limbah pertanian dan pengolahan hutan, kertas bekas, dan limbah industri sebagai sumber gula, untuk selanjutnya difermentasikan menjadi etanol. Bioetanol dapat mengurangi emisi gas karbon dioksida, dan proses fotosintesis pada produksi biomassa akan menyerap gas karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (DOE, 2006).
Diantara biomassa, selulosa adalah karbohidrat yang paling melimpah dan mudah diperbarui. Akhir-akhir ini, banyak peneliti mengungkapkan bahwa limbah yang mengandung selulosa dapat digunakan sebagai sumber gula yang murah dan mudah didapat untuk menggantikan bahan pati dalam proses fermentasi (Graf & Koehler, 2000). Sumber selulosa yang dapat digunakan diantaranya adalah sisa-sisa pertanian dan hasil hutan, kertas bekas, dan limbah industri (white, 2000).
Produksi etanol nasional pada tahun 2006 mencapai 200 juta liter. Kebutuhan etanol nasional pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 900 juta kiloliter (Surendro, 2006). Saat ini bioetanol diproduksi dari tetes tebu, singkong maupun dari jagung. Salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol adalah biomassa berselulosa. Biomassa berselulosa merupakan sumber daya alam yang berlimpah dan murah yang memiliki potensi mendukung produksi komersial industri bahan bakar seperti etanol dan butanol. Selain dikonversi menjadi biofuel, biomassa berselulosa juga dapat mendukung produksi komersial industri kimia seperti asam organik, aseton atau gliserol (Wymann, 2002).
Produksi jerami padi dapat mencapai 10 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan. Produksi padi nasional mencapai 54,75 juta ton pertahun pada tahun 2006, sedangkan pada tahun 2007 mencapai 57 juta ton. Peningkatan produksi padi juga diiringi peningkatan limbah jerami padi (Berita Resmi Statistik, 2007). Oleh karena itu, ketergantungan Indonesia kepada sumber energi dari bahan bakar fosil harus segera dialihkan ke sumber enegi terbarukan. Dari permasalahan- permasalahan di atas penulis menyumbangkan ide kreatif yaitu pemanfaatan jerami sebagai bahan bakar baru karena sebelumnya jerami kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal dari berbagai literatur menyebutkan bahwa kandungan jerami antara lain adalah lignoselulosa yang terdiri dari fraksi serat lignin dan selulosa. Jerami padi diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi, mencapai 34.2% berat kering, 24.5% hemiselulosa dan kandungan lignin hingga 23.4% (kajian literatur). Adapun masalah yang penulis angkat yaitu mengolah jerami yang belum terberdayakan secara optimal menjadi sumber bahan bakar baru yaitu bioethanol. Dalam penelitian ini akan dilakukan usaha pemanfaatan jerami sebagai biomassa sumber karbon yang digunakan untuk menghasilkan glukosa, sehingga glukosa yang dihasilkan dapat digunakan untuk produksi etanol. Penelitian ini dikemas dalam karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Pertanian Padi Sebagai Sarana Peningkatan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan“
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah jerami dapat dijadikan alternatif bahan baku bioetanol?
2. Bagaimana cara membuat bioethanol dari jerami?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Membuktikan bahwa jerami dapat dijadikan alternatif bahan baku bioetanol.
2. Untuk memberi informasi kepada masyarakat dan petani padi bahwa bukan hanya biji padi saja yang dapat diolah menjadi makanan, tetapi jerami padi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.
3. Menggerakkan pemerintah dan masyarakat luas agar tidak selalu bergantung pada bahan bakar fosil yang notabene merupakan sumber daya alam yang tidak diperbaharui dan mulai sejak sekarang beralih pada energi lain yang lebih murah dan ramah lingkungan
4. Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar tingkat SMA/sederajat se-Indonesia tahun 2010 yang diadakan oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
D. Hipotesis
1. Jerami dapat dijadikan bioetanol karena mengandung lignoselulosa yang terdiri dari fraksi serat lignin dan selulosa yang cukup tinggi.
2. Alternatif sumber energi dari jerami dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan limbah bioethanol.

E. Manfaat Penelitian
Penulisan ini memberi manfaat antara lain :
1. Bagi Penulis
a. Memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah.
b. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan penulisan.
c. Membuat penulis lebih peka terhadap pemanfaatan bahan-bahan yang tidak lazim digunakan menjadi suatu yang lebih bermanfaat
2. Bagi Masyarakat
a. Memberitahukan bahwa jerami dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, sehingga tidak dibuang dengan percuma.
b. Dapat meringankan beban ekonomi masyarakat petani dan padi dengan mengolah jerami padi menjadi bahan bakar alternatif
3. Bagi Pemerintah
a. Memberikan ide baru pada pemerintah tentang konservasi sumber energi alternatif berupa bioethanol dari jerami.
b. Membantu dalam memecahkan permasalahan krisis energi yang melanda Indonesia saat ini

F. Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini adalah kajian literature tentang padi, bioethanol, fermentasi, dan lignoselulosa, termasuk cara pembuatan bioethanol sebagai energi alternatif dari jerami.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Padi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Plantae
Divisi Monocots
Kelas Commelinids
Ordo Poales
Famili Poaceae
Genus Oryza





Gambar 2.1 Padi
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae).
Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.
1. Penyebaran dan adaptasi
Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
2. Produksi padi dan perdagangan dunia
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.

Tabel 2.1 Produksi padi Negara dunia taun 2005
Produsen padi terbesar — 2005 (juta metrik ton)
Republik Rakyat Cina 185
India 129
Indonesia 54
Bangladesh 40
Vietnam 36
Thailand 27
Myanmar 25
Pakistan 18
Filipina 15
Brasil 13
Jepang 11
Total Dunia 700
Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
B. BIOETHANOL
1. Definisi bioethanol
Bioethanol merupakan salah satu energi yang berasal dari biomasa, yaitu zat organik yang dapat diolah menjadi bahan bakar (biofuel) atau bahan bakar lainnya. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bio-ethanol dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, karena bersih dari emisi bahan pencemar.
2. Bahan baku bioethanol
a. Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari kulit durian
b. Bahan berpati: antara lain tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
c. Bahan berselulosa (lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.
3. Keunggulan Bioethanol :
a. Lebih cepat panas
b. Tidak menimbulkan asap dalam jumlah besar
c. Tidak beresiko kebakaran
d. Ramah lingkungan
e. Nyala non-stop ± 4 jam/hari
f. Tidak menimbulkan kerak
g. Sebagai bahan bakar campuran minyak tanah/bensin.

4. Karakteristik Ethanol (C2H5OH)
Ethanol merupakan gabungan unsur karbon, oksigen, dan hidrogen. Ethanol yang terlarut dalam air memiliki tingkat kosentrasi (kadar) yang berbeda antara 0,5% - 95%. Ethanol termasuk larutan yang mudah terbakar massa jenisnya juga lebih ringan dari air. Karakteristik ethanol dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2 : Karakteristik Ethanol (C2H5OH)
Nama Lain Ethyl alcohol, Ethyl hidroksida, grain alcohol, Methyl carbinol
Warna Tidak berwarna / jernih
Formula Kimia C2H5OH
Berat Molekul 46,07 g/mol
Sifat Sangat mudah terbakar, berbahaya bagi kulit, mata, paru-paru dan pencemaran. Merusak karet dan plastik.
Titik Nyala 90 C
Rapatan g/mL (20oC) 0,79
Vikositas pada 20oC 1,19 cps
Kelarutan pada air 100%
Sumber :http://www.windowsxlive.net/
Cara menghasilkan bioethanol adalah fermentasi glukosa. Glokosa bisa didapatkan dari hidrolisis karbohidrat, sellulosa dan hemisellulosa.
Bioethanol memiliki beberapa fungsi sebagai bahan bakar
1. Pada kadar 95% sudah dapat terbakar, dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah ataupun dioplos dengan minyak tanah (Ardhi dkk, 2009)
2. Ethanol berkadar 95% dapat dicampur bensin hingga kadar 20% (BE-20) dan digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor dengan penambahan zat antikarat (Indra, 2007)
3. Pada kadar 99,2% dapat dicampur dengan bensin (premium) dengan kadar 5% (BE-5), 10% (BE-10), 20% (BE-20) dan 40% (BE-40) tanpa perlu mengubah konsruksi mesin

C. Fermentasi atau Peragian
Fermentasi disini merupakan proses glukosa menjadi ethanol. Kebanyakan bahan yang difermentasi mengandung karbohidrat dan glukosa. Mikroba yang umum digunakan dalam fermentasi adalah jamur Saccaromyces yang bisa didapatkan dalam bentuk ragi tape.
1. Proses Fermentasi secara keseluruhan.
C6H12O6 (glukosa) 2CH3CH2OH + 2CO2 +2 ATP
Dari reaksi di atas dapat diketahui bahwa proses fermentasi hanya membuat energi dari substrat hilang sebanyak 2 ATP (1 ATP = 7,3 kkal). Satu molekul glukosa menyimpan energi kira-kira 686 kkal. Sedangkan untuk proses fermentasi energinya berkurang kira-kira 14,6 kkal. Jadi dalam satu molekul ethanol masih tersimpan energi kira-kira 671,4 kkal atau sekitar 2819,88 kJ. Energi yang tersimpan dalam ethanol masih besar. Apalagi pembakaran ethanol tergolong efektif, sehingga energi yang dilepaskan secara sempurna. Bioethanol menjadi sangat efektif sebagai bahan bakar.
2. Perincian Proses Hidrolisis Pati Dan Fermentasi
A. Sakarifikasi dengan Hidrolisis Pati
Amilum (Pati) + H¬2O  Glukosa
B. Glikolisis (Pemecahan Glukosa)
C6H12O6 (Glukosa)  2C3H3O3 (Asam Piruvat) + 2NADH + 2ATP

C. Proses Dekarboksilase Oksidatif
C3H3O3 (Asam Piruvat)  CH3HCO (Asetaldehida) + CO2
D. Proses Pembentukan Ethanol
CH3HCO +NADH (dari proses glikolisis)  C3H5OH (ethanol)
• Pada pembakaran ethanol terjadi reaksi :
CH3 - CH2 - OH (aq) + 3O2 (g)  2CO2 (g) + 3H2O(l) + energi (G= -2819,88 Kj)
Fermentasi atau peragian akan berhenti saat kadar alkohol telah mencapai 12% – 14%. Hal ini disebabkan jamur Saccaromyces akan mati oleh hasil fermentasinya sendiri yang berupa ethanol. Untuk menghasilkan alkohol dengan kadar tinggi, harus dilakukan proses penyulingan. Hasil sulingan tersebut berupa alkohol dengan kadar 95%. Alkohol ini sudah dapat terbakar. Untuk membuat Biopremium (Ethanol yang dicampur bensin), memerlukan kadar 99,2%. Untuk mendapatkan Ethanol berkadar 99,2% secara sederhana, dapat menggunakan zeolit atau gamping
D. LIGNOSELULOSA





Gambar 2. 2
Lignoselulosa
(Sumber : www.rifiraekadju.blogspot.com)
Lignoselulosa merupakan komponen berenergi terbesar yang dimiliki oleh biomassa, yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dan menghindari persaingan dengan bahan pangan. Lignoselulosa memiliki 3 penyusun utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin, yang saling terikat erat membentuk satu kesatuan. Sedangkan yang dibutuhkan untuk bahan baku bioetanol hanyalah komponen selulosa yang dihidrolisis dengan menggunakan enzim untuk menghasilkan monosakarida. Untuk memudahkan hidrolisis selulosa oleh enzim maka hemiselulosa dan lignin harus dipisahkan terlebih dahulu melalui suatu pengolahan awal (pretreatment).
Lignoselulosa mengandung tiga komponen penyusun utama, yaitu selulosa (30-50%-berat), hemiselulosa (15-35%-berat), dan lignin (13-30%-berat). Salah satu BBN yang dapat dihasilkan dari lignoselulosa adalah bioetanol generasi kedua. Proses konversi lignoselulosa menjadi bioetanol terjadi melalui tiga tahap dasar, yaitu:
1. Pengolahan awal atau delignifikasi, agar selulosa dapat dicapai oleh enzim selulase dan air
2. Hidrolisis dengan enzim khusus
3. Fermentasi menjadi etanol.
Selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa dengan bantuan enzim selulase, tetapi umumnya tak dipilih, dengan bantuan asam. Hemiselulosa dapat dihidrolisis menjadi pentosa (terutama xilosa) dan heksosa (minor) dengan bantuan asam encer atau enzim hemiselulase.

Skema 2.1
Skema Pemanfaatan Lignoselulosa untuk Memproduksi Bioetanol









(Sumber : www.surrender2god.files.wordpress.com/04/skema.jpg )
BAB III
METODE PENELITIAN

Untuk menyelesaikan karya tulis ini peneliti mengadakan suatu penelitian guna mempermudah proses penulisan sehingga tujuan penelitian dapat mencapai sasarannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di laboratorium SMAN 1 Ponorogo dan di rumah Zahida arga Niswati mulai tanggal 15 sampai 25 Januari 2010.
B. Alat dan Bahan
1. Alat-alat penelitian :
1. Alat penyulingan (lengkap)
2. Tabung Reaktor Biogas
3. Plastik Panjang (2x4 m)
4. Termometer (1 buah)
5. Alat pengukur pH
6. Larutan penguji Amilum (iodine)
7. Larutan penguji Glukosa (Benedict)
8. Kertas saring
9. Timba (4 buah)
10. Plastik penutup
11. Tali Rafia secukupnya
12. Pisau (1 buah)
2. Bahan penelitian :
1. Jerami sebanyak 2 kg.
2. Ragi tape (5 butir)
3. Air secukupnya
4. Larutan H2SO4 O,1 M
5. larutan NaOH 17,5%


C. Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mencari tahu kandungan selulosa pada jerami melalui kajian literatur. Karena kandungan selulosa yang mendukung pembuatan bioethanol dari jerami, peneliti kemudian membuat bioethanol dari jerami.
1. Proses Pembuatan Bioethanol
a. Proses Hidrolisis Selulosa Dengan Larutan Asam
Proses hidrolisa untuk memproduksi monomer-monomer gula dari selulosa dan hemiselulosa dapat berlangsung melalui proses hidrolisa asam maupun melalui hidrolisa enzimatis. Hidrolisa asam dibedakan menjadi dua proses yaitu Dilute Acid Hydrolysis dan Concentrated Acid Hydrolysis. Dilute Acid Hydrolysis (DAH) merupakan teknologi tertua yang digunakan untuk menghidrolisa selulosa. Proses DAH melibatkan larutan asam sulfat 1% dalam reaktor kontinyu yang beroperasi pada suhu tinggi, 250ºC. Konversi dari proses tersebut hanya 50 %. Concentrated Acid Hydrolysis menggunakan asam sulfat konsentrat dan dilanjutkan dengan pelarutan dalam air untuk melarutkan dan menghidrolisa selulosa menjadi gula. Proses ini merupakan pemecahan selulosa (polisakarida) menjadi monomer sederhana yaitu glukosa (monosakarida). Selain itu juga pemecahan hemiselulosa menjadi xylosa. Proses treatment bertujuan memecah ikatan antara lignin dan hemiselulosa. Hal ini dilakukan karena tanpa melalui proses treatment, enzim selulase tidak dapat mengakses kedalam selulosa sehingga proses hidrolisa selulosa pada biomassa terhambat. Pernyataan ini sesuai Polanen, 2004 bahwa keberadaan lignin dan hemiselulosa akan mengurangi laju hidrolisa karena terjadi adsorbsi selulase terhadap lignin. Proses ini dilakukan terhadap jerami menggunakan larutan H2SO4 0.1 M. Sebelum dihidrolisis jerami dipotong pendek-pendek sekitar 2 cm. Proses hidrolisis yang maksimal menghasilkan monosakarida sebanyak 50% dari polisakarida. Proses perendaman asam membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
b. Proses Hidrolisis Karbohidrat dengan Cara Pengkukusan
Proses pengukusan dilangkukan pada jerami yang mempunyai kandungan karbohidrat (Amilum) yang tinggi. Proses ini dilakukan terhadap jerami setelah direndam asam jika kandungan glukosanya masih kurang. Pengukusan dilakukan selama 1,5 jam. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh kadar gula optimum untuk fermentasi yaitu sekitar 17%. Setelah proses pengukusan, jerami direndam pada air biasa selama 1 jam. Perendaman bertujauan untuk menghilangkan sisa asam sehingga meningkatkan pH. pH yang optimum untuk pertumbuhan Saccaromyces adalah 4,1—4,4
c. Proses Fermentasi
Proses Fermentasi adalah proses penguraian bahan organik menjadi molekul yang lebih sederhana. Namun dalam hal ini fermentasi mengacu pada fermentasi ethanol yang berasal dari glukosa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ragi tape (Saccaromyces) dengan perbandingan 2 butir ragi tape untuk setiap kilogram bahan. Proses ini membutuhkan suhu yang lembab, terhindar dari matahari dan udara bebas agar jamur dapat mengubah glukosa menjadi ethanol secara maksimal. Untuk mendapatkan hal tersebut, peneliti menutup dengan rapat wadah yang digunakan proses fermentasi. Proses ini dilakukan selama 7 hari. Setelah proses peragian tersebut didapatkan air tape jerami (badek). Langkah selanjutnya adalah menyaringnya menggunakan kertas saring 0,1 µm untuk memisahkan larutan ethanol dengan zat-zat lain yang tersuspensi, seperti protein atau sisa karbohidrat.
d. Proses Penyulingan atau Destilasi
Proses ini merupakan proses untuk mendapatkan kadar ethanol yang lebih tinggi. Alat yang digunakan adalah alat penyulingan serta termometer untuk mengatur suhunya. Caranya adalah memanaskan hasil fermentasi dengan memperhatikan titik didih ethanol, yaitu 780 C. Pada suhu ini air belum mencapai titik didihnya (titik didih air 1000C). Selanjutnya uap ethanol ini dialirkan ke kondensor untuk proses pengembunan. Dari sini akan terbentuk tetesan-tetesan ethanol dengan kadar 93% sampai 96%. Untuk mendapatkan kadar ethanol sebesar 99,2% dapat digunakan zeolit.














A. Skema Pembuatan Bioethanol Jerami



BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jerami secara proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (34,2%) dan kandungan lignin (23,4%). Kandungan selulosa inilah yang nantinya menjadi bahan baku bioethanol. Persentase kandungan selulosa jerami dapat dikategorikan cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jerami dapat dijadikan bioethanol potensial karena memiliki kandungan selulosa cukup tinggi yang belum dimanfaatkan secara optimal serta tidak mengganggu kebutuhan pangan.
2. Jerami dapat dijadikan dijadikan bioethanol karena mengandung selulosa. Proses/tahapan pembuatan bioethanol dari jerami cenderung sama dengan tahap-tahap pembuatan bioethanol dari bahan-bahan lain yang juga bersumber dari selulosa. Tahapan-tahapan tersebut antara lain : persiapan bahan baku, pretreatment lignoselulosa, teknik hidrolisis dan fermentasi, dan purifikasi bioethanol. Jerami dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku bioethanol setelah melaui proses hidrolisis dengan asam. Perbandingan berat jerami dengan bioethanol yang dihasilkan adalah 13:1.
3. Produksi bioethanol tidak menghasilkan limbah yang tidak berguna. Limbah bioethanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik. Pupuk yang dihasilkan mencapai 80 % per Kg bahan baku.

B. Saran
Dengan penelitian ini, penulis mengharapkan hal-hal berikut :
1. Hendaknya diteliti lebih lanjut mengenai penemuan bahan bakar alternatif dari jerami dengan menggunakan teknologi dan uji laboratorium yang lebih mutakhir sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.
2. Sebaiknya hasil karya ini dapat dikembangkan di masyarakat dengan penerapan teknologi yang tepat guna sehingga dapat meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil dan meminimalisir dampak buruk dari bahan bakar fosil serta mengoptimalisasi bahan-bahan yang sebelumnya kurang diamanfaatkan.
3. Hendaknya dinas-dinas terkait mengembangkan, menerapkan dan menyosialisasikan hasil karya tulis ini serta memberikan penyuluhan tentang bahan bakar alternatif dari jerami.
4. Hendaknya pemerintah menggalakkan program untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sumber-sumber energi yang terbarukan salah satunya adalah dari jerami, mengingat bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui dan dapat menyebabkan emisi.















DAFTAR PUSTAKA
DOE, 2006,” A Reswearch Roadmap to Resulting from Biomass To Biofuels Workshop” Office of Science, Marryland
Priyo, Anggoro, Tri. 2002. Stategi Menghadapi Lomba Karya Ilmiah. Tesis:Universitas Airlangga Surabaya.
Sudarmanto. 1993. Gula Hidrolisis. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM.
Sungguh, As’ad. 1984. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta : PT Kurnia Esa.
Surendro,H., 2006,”Biofuel”, DJLPE ,Jakarta
Wyman, C.E., ed. 1996. Handbook on Bio-ethanol: Production and Utilization. AppliedEnergy Technology Series. Taylor & Francis,Washington, DC. 424 pp.
Dinda. 2009. Macam-macam Kegunaan Bioteknologi (online). (http://dinda-science.blogspot.com/.../bioteknologi.htm diakses 10 Januari 2010).
Rika. 2009. Lignoselulosa (online). (http://www.rifiraekadju.blogspot.com/.../lignoselulosa diakses 10 Januari 2010).
Simanjuntak, Silalahi. 2003. Purifikasi Bioethanol (online). (http://www.google.com/search/bioethanol=Telusuri&meta diakses 10 Januari 2010).
_____. 2009. Karakteristik Ethanol. (online). (http://www.windowsxlive.net/ diakses 10 Januari 2010).
_____. 2009. Ethanol dari Jerami. (online). (http://www.isroi.wordpress.com/ diakses 10 Januari 2010).
_____. 2009. Bioethanol (online). ( http://id.wikipedia.org/wiki/bioethanol diakses 10 Januari 2010).
_____. 2009. Padi (online). ( http://id.wikipedia.org/wiki/padi diakses 10 Januari 2010.
_____. 2009. Skema Pembuatan Bioethanol (online). (http://www.surrender2god.files.wordpress.com/04/skema.jpg diakses 10 Januari 2010).

Optimalisasi Program Karang Taruna dalam Mengurangi ROWEJAG (Rokokan, Wedhangan, Jagongan) sebagai Icon Pelajar Ponorogo

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah asset penting bagi suatu negara. Para generasi muda yang di gembleng di berbagai lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal seperti sekolah maupun yang tak formal seperti lembaga kursus nantinya akan menjadi pilar-pilar yang akan menentukan kemana suatu negara akan dibawa,menuju suatu kemajuan yang pesat atau malah akan terpuruk di belakang negara-negara lain. Selain kualitas IQ yang dimiliki, ternyata moral para penerus suatu bangsa,tak lain yaitu para pemudanya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM. Hal inilah yang menyebabkan penting sekali untuk menanamkan moral yang baik pada generasi muda.
Akan tetapi sekarang ini banyak sekali anak muda justru melakuan banyak kegiatan yang tidak bermanfaat, dan justru merugikan. Misalnya saja merokok. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di "kamar gas maut" bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Meski mereka telah menetahui bahaya rokok, tetap saja kegiatan merokok tetap dibudidayakan kaum muda sekarang. Selain itu kegiatan ngangkring yang sering kita jumpai di pinggir jalan saat sore menjelang petang banyak diisi remaja kita dengan kegiatan rokokan, wedhangan, dan jagongan, kegiatan yang kurang bermanfaat. Hal ini juga dipengaruhi pergaulan, karena teman merupakan salah satu agen social yang sangat mempengaruhi kegiatan seseorang.
Disisi lain, kegiatan yang bermanfaat justru tak diperdulikan dan terluntang-luntang karena sepi peminat. Salah satunya adalah kegiatan karang taruna. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.
Oleh karena banyak hal diatas, maka peneliti mencoba untuk memberikan suatu solusi untuk mengubah moral remaja sekarang yang lebih suka mengisi waktu luangnya dengan ROWEJAG (rokokan, wedhangan, jagongan). Karya tulis ini dirangkum dalam sebuah karya tulis berjudul “Optimalisasi Program Karang Taruna dalam Mengurangi ROWEJAG (Rokokan, Wedhangan, Jagongan) sebagai Icon Pelajar Ponorogo”.


B. Rumusan Masalah
1. Mengapa generasi muda Ponorogo identik dengan ROWEJAG?
2. Bagaimana peran dari program Karang Taruna sebagai solusi jitu mengatasi wabah ROWEJAG yang melanda pelajar di Kabupaten Ponorogo?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa Karang Taruna adalah salah satu sarana untuk menciptakan generasi muda berkepribadian, inovatif, kreatif, dan kompetitif.
2. Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa dengan menciptakan generasi muda berkepribadian, inovatif, kreatif, dan kompetitif dapat membangun bangsa lebih maju.
3. Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa program Karang Taruna harus lebih dikembangkan dan diefektifkan lagi.
4. Untuk memberikan saran kepada Pemerintah khususnya Pemerintah Ponorogo agar lebih perhatian terhadap potensi yang dimiliki pelajarnya melalui program Karang Taruna.
5. Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis pelajar yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis
b. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuan dalam penelitian
c. Menambah pengalaman dalam mencari data lapangan
d. Membuat penulis menjadi lebih bermasyarakat

2. Bagi masyarakat
a. Masyarakat semakin tahu bahwa untuk menciptakan generasi muda yang menjunjung tinggi moral bangsa harus ikut berperan dalam mewujudkannya.
b. Masyarakat semakin tahu bahwa ROWEJAG sangat berdampak negative dalam perkembangan jiwa pelajar Ponorogo.

3. Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah menyosialisasikan bahwa ROWEJAG sangat berdampak negative dalam perkembangan jiwa pelajar Ponorogo dan untuk mengatasinya maka optimalisasi program karang taruna harus lebih diefektifkan lagi.

E. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah ROWEJAG (Rokokan, Wedhangan, Jagongan) yang sedang melanda pelajar di Kabupaten Ponorogo dan Program Karang Taruna bisa dijadikan salah satu sarana untuk menciptakan generasi muda berkepribadian, inovatif, kreatif, dan kompetitif dapat membangun bangsa lebih maju.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Remaja









Gambar 2.1 Remaja
(Sumber : Dokumentasi Peneliti)
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.



B. Pendidikan Usia Remaja

Gambar 2. 2. Pendidikan Usia Remaja
(Sumber : Dokumentasi Peneliti )
Pendidikan usia remaja yang sangat penting untuk segera digalakkan adalah pada wilayah informal. Tapi, lebih praktis mengasuh pendidikan usia remaja dari pihak keluarga, keluarga dalam hal ini adalah faktor yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan remaja. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Remaja yang belum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa yang dikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.
Tidak heran kemudian apabila remaja yang dibesarkan dalam situasi dan kondisi yang kurang membaik semasa masih dalam kandungan berpengaruh terhadap kecerdasan remaja ketika lahir. Begitu sebaliknya. Layaknya Imam Syafi’i yang dalam jangka usia tujuh tahun sudah hafal Alquran. Ini karena semasa dalam kandungan, ibunya sering menghafalkan dan membacakan ayat-ayat Alquran.
Pengekangan dan pengarahan menurut orang tua tidak baik untuk memompa kecerdasan dan kreativitas remaja. Bahkan, malah berakibat sebaliknya, yakni remaja-remaja akan kehilangan dunianya sehingga daya kreativitas remaja dipasung dan dipaksa masuk dalam dunia orang tua. Paradigma semacam inilah yang sejatinya diubah oleh pihak orang tua dalam proses pendidikan remaja.
C. Kenakalan Remaja

Gambar 2. 3. Kenakalan Remaja
(Sumber : http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm )

Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang". (Kartono, ilmuwan sosiologi). Selain itu definisi lain dari kenakalan remaja menurut Santrock yaitu,"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

1. Faktor internal:
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal:
a. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.


Bentuk kenakalan remaja yang pernah dilakukan ( Menurut : Masngudin HMS ) antara lain :

1. Berbohong
2. Pergi keluar rumah tanpa pamit
3. Keluyuran
4. Begadang
5. membolos sekolah
6. Berkelahi dengan teman
7. Berkelahi antar sekolah
8. Buang sampah sembarangan
9. membaca buku porno
10. melihat gambar porno
11. menontin film porno
12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
13. Kebut-kebutan/mengebut
14. Minum-minuman keras
15. Kumpul kebo
16. Hubungan sex diluar nikah
17. Mencuri
18. Mencopet
19. Menodong
20. Menggugurkan Kandungan
21. Memperkosa
22. Berjudi
23. Menyalahgunakan narkotika
24. Membunuh














D. Karang Taruna


Gambar 2. 4. Logo Karang Taruna
(Sumber : http://www.karangtaruna.info/2009/08.html )

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.
Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.
Karang Taruna merupakan wadah pembinaan generasi muda yang berada di Desa / Kelurahan dalam bidang Usaha Kesejahteraan Sosial. Sebagai wadah pembinaan tentu saja mempunyai beberapa program yang akan dilaksanakan yang melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di Desa /Kelurahan yang bersangkutan. Sebagai Lembaga / Organisasi yang bergerak di bidang Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan berfungsi sebagai subyek. Karang Taruna sedapat mungkin mampu menunjukkan fungsi dan peranannya secara optimal.
Sebagai organisasi tentunya harus memiliki susunan pengurus dan anggota yang lengkap dan masing-masing anggota dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan bidang tugasnya serta dapat dapat bekerja sama dengan didukung oleh administrasi yang tertib dan teratur. Memiliki program kegiatatan yang jelas sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada disekitarnya Program Kegiatan Karang Taruna belangsung secara melembaga terarah dan berkesinambungan serta melibatkan seluruh unsur generasi muda yang ada.
Kemampuan untuk menghimpun dana secara tetap baik yang bersumber dari Pemerintah maupun swadaya masyarakat untuk pelaksanaan program masyarakat kegiatannya Karang Taruna harus memiliki sarana prasarana yang memadai baik secara tertulis maupun administrasi Keberadaan Karang Taruna harus mampu menunjukkan peran dan fungsinya secara optimal di tengah-tengah masyarakat sehingga dapat memberikan legetimasi dan kepercayaan kepada komponen-komponen yang lain yang sama-sama berpatisipasi dalam Pembangunan Desa / Keluraharan khususnya pembangunan dalam pembangunan dalam bidang Kesejahteraan Sosial, salah satu komponen yang berperan dalam pembangunan Desa / Kelurahan adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ).
Pemberdayaan Karang Taruna dengan program LPM dalam Usaha Kesejahteraan Sosial ( UKS ). Telah di ketahui bersama bahwa Karang Taruna sebagai organisasi sosial kepemudaan yang ada di Desa / Kelurahan mempunyai tugas pokok yaitu : bersama-sama pemerintah menangani permasalahan sosial ( Pembangunan dibidang Kesejahteraan Sosial ). Sebagai organisasi Karang Taruna mempunyai program yang disesuaikan dengan kepentingan / keadaan masyarakat Desa / Kelurahan masing-masing.
Dalam program / kegiatan yang dilaksanakan LPM dan setelah dicermati, dikaji dan dipahami maka dapat ditarik suatu garis kerjasama koordinasi, saling mengisi, saling mendukung dan saling sumbang saran dengan program / kegiatan Karang Taruna sebagai bagian dari partisipasi masyarakat khususnya generasi muda, bidang Usaha Kesejahteraan Sosial, program-programnya akan dilaksanakan bersama-sama membahu pemerintah dalam pembangunan di Desa / Kelurahan meskipun Karang Taruna kosentrasinya pada Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial.
Sesuai dengan kondisi masing-masing Karang Tarunanya. Karang Taruna diharapkan mampu menyikapi dan menangani berbagi permasalahan kesejahteraan sosial para pemuda dan warga masyarakat umumnya, LPM sebagai wahana partisipasi masyarakat ( salah satunya Karang Taruna ) akan selalu memberikan spirit, dorongan dan membantu pembangunan Karang Taruna melalui program-program yang telah direncanakan Karang Taruna. Karang Taruna yang telah siap dengan program-programnya dan telah dikoordinasikan disingkronkan dengan LPM akan segera memberikan pelayanan kesejahteraan sosial sesuai yang diharapkan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali ( Pemerintah Provinsi Bali ) mengingat Karang Taruna sebagai ujung tombaknya dan berarti pula Karang Taruna mengisi kegiatan LPM.
Dengan bekal kemampuan dan kemapanan yang optimal, Karang Taruna akan mampu secara maksimal menangani permasalahan kesejahteraan sosial, sehingga permasalahan sosial yang ada di Desa / Kelurahan akan menjadi berkurang / hilang. Dengan demikian LPM mampu memberikan kontribusi kepada Karang Taruna secara optimal melalui program-programnya dan masyarakat sendiri merasakan dampaknya yaitu permasalahan sosial berkurang, kesejahteraan sosial meningkat dan kesetiakawanan sosial maupun kebersamaan sosial menjadi kental.
Beberapa program UKS Karang Taruna yang dapat dikontribusikan dengan lembaga / organisasi lain dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, antara lain: Pencegahan / preventif terhadap tumbuhnya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, minuman keras dan lain-lain melalui kegiatan olah raga, kesenian dan rekreasi dll. Pelayanan dan rehabilitasi sosial antara lain :kebersihan lingkungan, penyantunan para penyandang cacat anak terlantar secara rujukan maupun langsung, penyantunan para korban bencana dan lain-lain.
Pengembangan melalui kerjasama dengan organisasi sosial yang ada, pembentukan Kelompok Usaha Bersama, ketrampilan ekonomi produktif dll. Kependudukan dan lingkungan hidup, kesehatan dan gizi, KB, pertanian dll.Program-program tersebut bersifat fleksibel ( dapat berubah ), mengembangkan dan tuntas tanpa menimbulkan akses-akses negatif. Adapun fungsinya antara lain : sebagai pencegahan, rehabilitasi, pengembangan dan penunjang.

E. Program-Program Dalam Karang Taruna
Program-program dalam kepengurusan Karang Taruna desa/kelurahan melaksanakan fungsi-fungsi operasional di bidang kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok Karang Taruna dan fungsinya serta program kerja lainnya yang dilaksanakan bersama pemerintah dan komponen terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengurus Karang Taruna dalam mengoperasionalkan tugas pokok dan fungsi serta program kerjanya bersama pemerintah dan komponen terkait, harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mekanisme kerja sebagai langkah-langkah dalam proses penyelenggaraan suatu tugas dan fungsi serta program kerja Karang Taruna yang perlu ditempuh oleh pengurus Karang Taruna, mencakup pentahapan antara lain :
1. Pendataan potensi/Sumber dan permasalahan kesejahteraan sosial;
2. Perencanaan program;
3. Sosialisasi program-program yang direncanakan;
4. Pelaksanaan program;
5. Pemantauan dan evaluasi;
6. Pencatatan dan pelaporan.
Mekanisme kerja (langkah) guna melaksanakan pentahapan tersebut ditempuh melalui :
1. Pembicaraan dan pembahasan bersama dalam pertemuan atau rapat pengurus. Rapat setidaknya dapat merumuskan dan menetapkan antara lain hal-hal sebagai berikut :
a. Kegiatan apa yang akan dikerjakan;
b. Siapa yang mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan tersebut;
c. Dukungan dana yang diperlukan dan bagaimana memperolehnya;
d. Siapa saja dan pihak mana saja yang perlu dihubungi;
e. Pelaksanaannya bagaimana;
f. Dan lain-lain yang perlu diputuskan dalam rapat;
2. Pertemuan kembali untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan, baik hasil, faktor pendukung dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka menetapkan langkah-langkah berikutnya.
Operasionalisasi tugas pokok, fungsi dan program kerja Karang Taruna dibidang kesejahteraan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak lain perlu dikoordinasikan dengan instansi sosial sebagai pembina fungsional.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang mempermudah penelitian apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Menyajikan data secara langsung tentang interaksi antar peneliti dengan responden. Metode ini dipilih karena dengan metode ini dapat mengumpulkan data berupa kata-kata (wawancara), gambar (foto), dan data stastistik sehingga mempermudah peneliti untuk membuat hubungan antar obyek kajian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif mempermudah peneliti untuk mengungkap dan menjabarkan bahwa Karang Taruna adalah salah satu sarana dan sekaligus solusi jitu untuk menciptakan generasi muda berkepribadian, kreatif, dan menjunjung tinggi moral bangsa.

B. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument sebagai berikut:
1. Wawancara : Instrumen ini digunakan untuk memperoleh sumber data utama (Primer). Sumber data primer dicatat melalui catatan tertulis atau direkam melalui alat perekaman, dan didokumentasikan dengan foto atau film. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang ahli dalam bidang Karang Taruna. Selain itu juga melakukan wawancara kepada sejumlah pelajar yang ada di kabupaten Ponorogo mengenai ROWEJAG (Rokokan, Wedhangan, Jagongan) yang sedang melanda pelajar Ponorogo saat ini.
2. Angket : Instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan cara memberikan pertanyaan tertulis pada selembar kertas. Biasanya pertanyaan angket disusun dalam bentuk multiple choice dengan tambahan beberapa jawaban subyektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen ini untuk mengetahui tingkat ketertarikan pelajar Ponorogo mengenai ROWEJAG selain itu untuk mengetahui eksistensi program karang taruna dalam mencetak generasi muda yang berkepribadian, kreatif, dan menjunjung tinggi moral bangsa.
3. Kajian literatur : adalah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tambahan (sekunder). Data sekunder digunakan sebagai pelengkap data primer. Kajian literatur dapat diperoleh dari majalah ilmiah, buku-buku, dan internet. Data penelitian ini sebagian besar data diperoleh dari kajian literatur.
4. Foto : adalah instrumen yang digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif yaitu menganalisis data khusus untuk mendapatkan gambaran yang bersifat umum. Pada penelitian ini, foto diambil dari foto yang dihasilkan orang lain maupun foto yang dihasilkan peneliti sendiri.

C. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel penelitian yaitu: 50 pelajar yang tersebar di beberapa SMA/Sederajat baik negeri maupun swasta di Kabupaten Ponorogo. Alasan peneliti memilih sampel di atas adalah karena pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa yang selalu dituntut untuk inovatif dan kompetitif dalam segala bidang.

D. Responden Penelitian
Untuk memperoleh data primer, peneliti memilih responden penelitian sebagai berikut :
Responden wawancara :
a. Beberapa pengurus Karang Taruna yang tersebar di Kabupaten Ponorogo.
b. Beberapa anggota aktif Karang Taruna yang tersebar di Kabupaten Ponorogo.
c. Beberapa pelajar yang pernah melakukan kegiatan angkringan di Kabupaten Ponorogo.


E. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret s/d 17 Maret 2010.
2. Tempat penelitian
a. Jalan Pramuka Ponorogo (sebagai tempat angkringan yang ada di Kabupaten Ponorogo)
b. Beberapa tempat angkringan lain yang ada di Kabupaten Ponorogo.
c. Beberapa Karang Taruna yang ada di Kabupaten Ponorogo
F. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010. Berikut disajikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Waktu Tempat
1. Merumuskan judul dan rumusan masalah. 8-10 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
2. Mencari literatur dari buku-buku, majalah ilmiah dan internet. 10-11 Maret 2010 Menyesuaikan
3. Penelitian pelajar angkringan di jln. Pramuka 12-13 Maret 2010 Jalan Pramuka Ponorogo
4. Penyebaran angket kepada pelajar di Kabupaten Ponorogo 13 Maret 2010 Menyesuaikan
5. Pengumpulan dan pengolahan angket 15 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
6. Pengolahan data dan penyusunan karya tulis. 16-17 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tarelok (Tari Massal, Reyog Mini, Mulok Reyog) adalah telah memiliki tahapan-tahapan pembelajaran pengenalan Reyog sejak usia dini, yaitu sejak usia TK hingga SMA yang diagendakan secara rutin oleh pemerintah kabupaten Ponorogo. Tari missal dilaksremajaan siswa-siswi dari TK (Taman Kremaja-Kremaja) se-Kabupaten Ponorogo. Sedangkan Reyog Mini adalah suatu pertunjukan dimana semua pemainnya adalah remaja-remaja yang rata-rata mereka masih berusia strata Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Ponorogo. Dan Mulok Reyog adalah salah satu mata pelajaran di SMA (Sekolah Menengah Atas) di Ponorogo yang memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang segala hal yang mencakup berbagai aspek dari Reyog.
2. TARELOK (Tari Massal, Reyog Mini, Mulok Reyog) sebagai sarana untuk menciptakan generasi muda berkepribadian pembelajar sepanjang hayat karena imbas dari kegiatan tersebut tak hanya sementara (terbatas pada acara tersebut sesuai yang telah diagendakan), akan tetapi juga mendukung sekolah-sekolah untuk mendirikan ekstrakurikuler tari Reyog secara mandiri di setiap sekolah. Hal ini tentunya sangat mendukung siswa-siswi mereka untuk mengembangkan kemampuan serta menumbuhkan minat siswa untuk terus mempelajari Reyog. Hal ini terbukti dengan konsistennya prestasi yang diperoleh siswa dan banyaknya siswa yang terus mengembangkan seni Reyog pada tahap sekolah mereka selanjutnya (kontinyuitas)
3. TARELOK (Tari Massal, Reyog Mini, Mulok Reyog) sebagai pendukung terwujudnya Ponorogo Mukti Wibowo. Ponorogo yang MUKTI dan WIBOWO, yaitu berarti berhati besar, ngidap-ngidapi (ditakuti), berani karena benar, dan berwibawa dalam setiap kehidupannya. Dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang sejahtera. Hal ini terbukti dengan tata rias, tata busana, hingga tata tari yang mengandung arti falsafah yang sangat tinggi. Selain itu, mereka yang telah belajar banyak tentang Reyog mulai dari TK hingga SMA, tentunya akan memiliki bekal yang cukup mumpuni untuk mengangkat nama Reyog Ponorogo, baik dari segi prestasi (tari) maupun dari segi pekerjaan. Jangan lupa, Mulok Reyog juga berisikan materi skill Reyog, misalnya pembuatan perlengkapan Reyog. Sehingga mereka juga bisa mencari nafkah nantinya dengan bekal kemampuan yang mereka miliki.
B. Saran
1. Hendaknya Pemerintah terus melaksremajaan agenda rutin Tari Massal dan Reyog Mini setiap tahunnya karena hal tersebut terbukti efektif untuk memacu sekolah-sekolah untuk terus berkompetisi dan pula membangkitkan ekstrakurikuler-ekstrakurikuler yang mengkaji kesenian Reyog khusunya gerak tari.
2. Acara-acara rutin tersebut seharusnya juga dibuat lebih bervariasi dan menarik bagi remaja-remaja. Karena jika formatnya tetap sama, maka akan menimbulkan kejenuhan bagi peserta.
3. Mulok Reyog lebih disosialisaikan lagi, karena selama ini belum semua SMA di Ponorogo yang menjadikan Mulok Reyog sebagai muatan lokalnya. Hendaknya dibuat keputusan yang mengharuskan Mulok Reyog dijadikan muatan lokal semua SMA di Ponorogo sehingga tercipta cita-cita bersama yaitu mencetak generasi Ponorogo yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang seluk-beluk Reyog dan mampu mengaplikasikan di tengah masyarakat.






DAFTAR PUSTAKA

Faure, Edgar, et.al. 1981. Belajar Untuk Hidup : Dunia Pendidikan Hari Kini dan Hari Esok (terjemahan). Jakarta : Brathara Karya Aksara.
Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja, laporan penelitian, UI, Jakarta
Soerjono Soekanto, 1988, Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta, 1985 Perubahan Sosial, Rajawali, Jakarta
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
_____. 2010. Remaja. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja diakses tanggal 10 Maret 2010).

_____. 2009. Kenakalan Remaja. (online). http://one.indoskripsi.com/node/8271 diakses tanggal 10 Maret 2010).

_____. 2010. Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya. (online). http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
diakses tanggal 10 Maret 2010).

_____. 2009. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja. (online). http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm diakses tanggal 10 Maret 2010).

_____. 2009. Mekanisme Kerja Karang Taruna. (online). http://ktbantententangkami.blogspot.com/2008/07/mekanisme-kerja-karang-taruna.html diakses tanggal 10 Maret 2010).

_____. 2010. Karang Taruna. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja diakses tanggal 10 Maret 2010).

Fermentasi Janggel Jagung dan Kulit Ari Biji Kedelai sebagai Pakan Ternak Ayam Kampung yang Murah, Mudah, dan Bergizi Tinggi

Fermentasi Janggel Jagung dan Kulit Ari Biji Kedelai sebagai Pakan Ternak Ayam Kampung yang Murah, Mudah, dan Bergizi Tinggi






OLEH :
1. Zahida Arga Niswati
2. Anis Safitri
3. Ichwan Santoso
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 1 PONOROGO
Jln. Budi Utomo No.1 Ponorogo,
Tlp/Fax : (0352) 481 145


LEMBAR PENGESAHAN
Fermentasi Janggel Jagung dan Kulit Ari Biji Kedelai sebagai Pakan Ternak Ayam Kampung yang Murah, Mudah, dan Bergizi Tinggi

Nama Peneliti :

1. Zahida Arga Niswati NIS 14011
2. Anis Safitri NIS 13691
3. Ichwan Santoso NIS 13821





















Disahkan dan disetujui :
Di : Ponorogo
Tanggal : 5 September 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberi rahmat serta hidayah kepada hamba-Nya dan termasuk kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul, , “Fermentasi Janggel Jagung dan Kulit Ari Biji Kedelai sebagai Pakan Ternak Ayam Kampung yang Murah, Mudah, dan Bergizi Tinggi”. Karya tulis ini Peneliti susun dengan maksud untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro, Semarang.

Dengan terselesaikannya karya tulis ini, Peneliti tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibunda dan Bapak ananda yang mulia , yang telah senantiasa memberi dorongan spirituil pada Peneliti yang berupa do’a-do’a kemuliaan untuk kesuksesan Peneliti
2. Bapak Drs. Hastomo selaku Kepala SMA 1 Ponorogo yang telah memberi ijin dan dorongan semangat kepada saya dalam penyelesaian karya tulis ini.
3. Segenap Bapak dan Ibu guru SMA 1 Ponorogo yang mulia dan yang tercinta , yang telah memberi motivasi kepada Peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ini.
4. Segenap aktivis dan anggota KIR SMA 1 Ponorogo yang telah mambantu dalam segi apapun sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana.
5. Semua pihak yang belum sempat kami sebutkan, yang telah memberi dorongan baik berupa spirituil maupun materiil dalam penyelesaian karya tulis ini.
Semoga karya tulis yang sederhana dan masih jauh dari sempurna ini, ada manfaatnya khususnya bagi Peneliti tim peneliti, rekan-rekan siswa-siswi SMA, dan masyarakat pedesaan.
Tertanda

Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .………………………………………………… (i)
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. (ii)
KATA PENGANTAR …………………………………………………. (iii)
DAFTAR ISI …………………………………………………. (iv)
DAFTAR TABEL …………………………………………………. (v)
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………. (vi)
DAFTAR ILUSTRASI …………………………………………………. (vii)
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. (viii)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2
C. Hipotesis …………………………………………… 2
D. Tujuan Penelitian …………………………………………… 2
E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 3
F. Batasan Masalah …………………………………………… 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ayam Kampung …………………………………………… 4
B. Bungkil Kedelai ….…………………………………........... 5
C. Janggel Jagung ………………...…………………………. 5
D. Ragi Tape .…………………………………………… 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian …………………………………………… 7
B. Kegiatan Penelitian …………………………………… 7
C. Alat dan Bahan …………………………………… 7
D. Instrumen penelitian …………………………………… 9
E. Sampel Penelitian …………………………………… 10
F. Responden …………………………………… 10
G. Pembuatan Pakan Ternak …………………………………… 10

BAB IV DATA DAN ANALISA
A. Hasil Penelitian Eksperimen …………………………………… 13
B. Hasil Uji Organoleptik …………………………………… 13
C. Hasil Uji Pemasaran …………………………………… 15
D. Pembahasan …………………………………… 16

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………...…………… 20
B Saran .……………………………..……… 20

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………. (ix)
LAMPIRAN ………………………………………. (x)












DAFTAR TABEL


Tabel 1. Hasil Analisa Kandungan Janggel Jagung ………………………….. 6
Tabel 2. Kegiatan Penelitian ………...…………………...………………….. 7
Tabel 3. Bahan-bahan yang dibutuhkan ……………………………………. 8
Tabel 4. Komposisi Ransum .……………………………………………... 13
Tabel 5. Pertumbuhan Ayam …………………...………………………..… 14
Tabel 6. Berat Badan Ayam dalam gram ……………………...…………… 15
Tabel 7. Harga Ransum ………………….………………………………… 16
Tabel 8. Tingkat Perkembangan Ayam ....….……………………………… 17
Tabel 9. Hasil Uji Pemasaran ...……………………………………………. 20



















DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Hasil Uji Perkembangan Ayam ………… …………………….. 18
Grafik 2. Berat Badan Ayam ……………..……………..…………………. 19
Grafik 3. Total Harga Produksi ……………..……………..…………………. 20

























DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Hasil Akhir Ransum ……………………………………………… 11














































DAFTAR ILUSTRASI
Ilustrasi 1. Skema Proses Pembuatan Pakan Ternak Ayam Kampung dari Kulit Ari
BijiKedelai dan Janggel Jagung …………………………………………… 11














































DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Peneliti ................................................................................................ (xi)
























BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan bahan makanan semakin bertambah tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk indonesia terus bertambah dan pada tahun 2008 telah mencapai 225.324.780 jiwa (www.media-indonesia.com). Rata-rata konsumsi protein hewani baru 4,19 gram/kapita/hari. Menurut Direktorat Jendral Peternakan (2006), rata-rata konsumsi pangan hewani daging, susu dan telur masyarakat Indonesia adalah 4,1; 1,8 dan 0,3 gram/kapita/hari. Angka konsumsi ini masih rendah bila dibandingkan dengan standar minimal konsumsi protein hewani yang ditetapkan oleh FAO, yaitu 6 gram/kapita/hari atau setara dengan konsumsi 10,3 kg daging/kapita/tahun, 6,5 gram telur/kapita/tahun dan 7,2 kg susu/kapita/tahun (www.unib.ac.id). Tentunya diperlukan persediaan daging hewan yang banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, kemampuan produksi daging dari peternakan yang ada belum mampu mengimbanginya. Peternakan yang masih bersifat tradisional banyak terdapat di pedesaan. Produktivitas peternakan semacam ini masih tergolong rendah. Kendala yang umumnya dihadapi oleh peternak adalah modal usaha. Harga pakan ternak masih cukup mahal, sedangkan harga jual ayam kurang stabil. Faktor yang sangat mempengaruhi adalah pakan ternak yang diberikan. Pakan ternak yang masih sering digunakan pada ternak ayam adalah bekatul atau nasi aking. Pakan yang seperti ini masih belum memenuhi kebutuhan akan gizi ternak. Kandungan gizi pada pakan ternak ayam yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan ayam kurang optimal.
Limbah pertanian seperti janggel jagung dan kulit ari biji kedelai yang telah di fermentasi banyak mengandung zat-zat yang diperlukan oleh ternak (kajian pustaka). oleh karena itu, peneliti menyumbangkan ide untuk membuat pakan ternak ayam dari janggel jagung dan kulit ari biji kedelai. Janggel jagung dan kulit ari biji kedelai merupakan limbah pertanian yang jarang dimanfaatkan nantinya akan banyak berpengaruh pada pertumbuhan ternak ayam. Bahan baku yang diperlukan mudah didapat karena banyak dibuang oleh masyarakat setelah panen jagung dan kedelai.
Masalah yang diangkat adalah pengelolaan janggel jagung dan kulit ari biji kedelai yang belum diberdayakan secara optimal mejadi pakan ternak ayam yang murah, mudah pembuatannya, dan memenuhi gizi yang dibutuhkan ternak ayam. Penelitian ini dikemas dalam karya tulis yang berjudul “Fermentasi Janggel Jagung dan Kulit Ari Biji Kedelai sebagai Pakan Ternak Ayam Kampung yang Murah, Mudah, dan Bergizi Tinggi”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagai mana cara pemanfaatan janggel jagung dan kulit ari biji kedelai sebagai pakan ternak?
2. Apakah pengaruh yang timbul pada ternak setelah pemberian ransum consentrat makanan ternak ayam kampung dengan memanfaatkan janggel jagung dan kulit ari biji kedelai sebagai bahan utama?
C. Hipotesis
“Janggel jagung dan kulit ari biji kedelai berasal dari tanaman, sehingga banyak mengandung serat, maka fermentasi janggel jagung dan kulit ari biji kedelai dapat digunakan sebagai bahan utama untuk membuat konsentrat makanan ternak ayam kampung”
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengungkapkan kandungan janggel jagung dan kulit ari biji kedelai yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk diolah menjadi pakan ternak ayam kampung yang murah, mudah, dan bergizi.

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas, bahwa tidak hanya biji jagung dan kedelai saja yang dapat dimanfaatkan tetapi janggel jagung dan kulit ari biji kedelai yang terbuang sia-sia setelah usai panen ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ayam kampung.
3. Diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama peternak ayam kampung petani jagung dan kedelai melalui pemanfaatan limbah janggel jagung dan kulit ari biji kedelai menjadi pakan ternak ayam kampung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitianini memberi manfaat antara lain :
1. Bagi tim peneliti.
• Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis..
• Memberikan kesempatan bagi peneliti menerapkan metode ilmiah yang sebelumnya telah dipelajari..
• Mempunyai pengalaman dalam mengikuti lomba karya ilmiah remaja (LKIR).
2. Bagi masyarakat :
a) Menjadikan janggel jagung dan kulit ari biji kedelai dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ayam kampung, sehingga tidak terbuang sia-sia.
b) Dapat meringankan beban ekonomi masyarakat, khususnya peternak ayam kampung dengan pembuatan pakan ternak yang murah.
F. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada kajian pustaka tentang janggel jagung dan kulit ari biji kedelai, ayam kampung, Saccharomyces. Dalam penelitian ini, peneliti juga membahas kandungan gizi pada janggel jagung dan kulit ari biji kedelai serta membandingkannya dengan bahan-bahan lainnya. Selain itu peneliti juga menyertakan rangkaian pembuatan pakan ternak ayam kampung dari janggel jagung dan kulit ari biji kedelai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Ayam Kampung

Ayam kampung adalah jenis ayam yang biasa dipelihara oleh sebagian besar masyarakat pedesaan dan sebagian kecil oleh masyarakat perkotaan. Ayam kampung biasanya rawan atau mudah terserang penyakit. Orang yang memelihara ayam kampung jarang atau bahkan tidak ada program vaksinasi pada ayam piaraannya. Padahal program vaksinasi pada ayam piaraan sangat penting untuk menimbulkan ketahanan atau kekebalan tubuh ayam dari serangan penyakit.
Keunggulan ayam kampung dagingnya sangat digemari oleh banyak orang, sehingga ayam kampung harganya lebih mahal dari jenis ayam pedaging. Telur ayam kampung juga sangat digemari oleh banyak orang , banyak orang yang meminum telur ayam kampung mentah atau setengah mentah dengan tujuan untuk obat lelah atau untuk menjaga stamina tubuh agar tetap fit. Banyak orang yang memanfaatkan daging dan telur ayam kampung sebagai sumber protein alami maksudnya banyak orang yang meyakini bahwa daging dan telur ayam kampung merupakan sumber protein yang kandungan (kadar) bahan kimia yang membahayakan tubuh sangat kecil atau bahkan tidak ada. Ditinjau dari keunggulan-keunggulan ayam kampung tesebut, maka beternak ayam kampung merupakan peluang bisnis yang menjanjikan terutama bagi masyarakt pedesaan yang sebagian besar masyarakat ekonomi lemah.



B. Kulit Ari Biji Kedelai
Kulit ari biji kedelai merupakan produk hasil ikutan penggilingan kedelai setelah ekstraksi minyaknya secara mekanis atau kimia.
Kulit ari biji kedelai kaya akan kandungan protein dan serat kasar yang baik untuk ternak unggas. Kandungan protein pada kulit ari kedelai mencapai 43-48%. Selain itu juga mengandung zat anti nutrisi seperti tripsin inhibitor yang dapat mengganggu pertumbuhan unggas, namun zat tersebut dapat rusak oleh pemanasan sehingga aman untuk pakan ternak.
Zat penting lain yang terkandung dalam kulit ari biji kedelai adalah serat kasar yang baik untuk pakan ternak. Namun serat kasar tersebut belum dapat dicerna secara langsung oleh ternak sehingga harus difermentasi terlebih dahulu.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat tersebut, sehingga sering kali kulit ari biji kedelai terbuang sia-sia. Berdasarkan sumber yang kami peroleh sebagian masyarakat yang telah menggunakan kulit ari biji kedelai untuk pakan ternak belum bisa memproses secara benar (di fermentasi) sehingga kandungan gizinya tidak bisa diserap secara maksimal.
C. Janggel Jagung
1. Definisi Janggel Jagung
Janggel jagung merupakan sampah pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan ternak. (AMALI et al., 2003). Kebiasaan petani sampai saat ini adalah janggel jagung selalu dibuang atau dibakar padahal sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena mengandung banyak kandungan gizi terutama serat kasar. Namun serat dalam janggel jagung harus difermentasikan terlebih dahulu sebelum dijadikan pakan ternak. Karena serat yang di kandung tidak bias langsung dicerna oleh ternak.

2. Kandungan Gizi Janggel Jagung
Tabel 1. Hasil analisis kandungan janggel jagung
Zat Gizi Janggel Jagung Janggel Jagung Fermentasi
% %
Kadar air 59,21 45,75
Bahan Kering 40,79 54,25
Protein kasar 3,25 3,99
Lemak kasar 0,33 0,52
Serat kasar 29,89 31,15
Abu 1,49 2,04
BETN 65,04 62,30
TDN 46,68 48,63
Hasil pengkajian diatas dilaporkan oleh AMALI et al., (2003)
D. Ragi Tape
Ragi mengandung mikroba Sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Dalam proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amilase, intervertase dalam hal proses fermentasi. Tape yang bermutu dihasilkan dari proses fermentasi dan penggunaan bahan dasarnya secara benar. Manfaatnya amat bagus untuk menghangatkan tubuh. Karena mengandung alkohol. Namun, bila dimakan berlebihan akan menyebabkan memabukan.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan pada :
Waktu : Bulan September-Oktober 2009
Tempat : Rumah Anis Safitri
Hal tersebut berdasar kesepakatan peneliti dengan pembina dan alasan kemudahan penelitian serta koordinasi anggota.
B. Kegiatan Penelitian
Tabel 2. Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu Tempat
1 Merumuskan Judul 1 September 2009 SMA 1 Ponorogo
2 Mencari Kajian Pustaka dari Buku-Buku,Media Cetak dan Elektronik 10 -27 September 2009 Menyesuaikan
3 Pengumpulan alat dan bahan 3 September 2009 Rumah Anis Safitri
4 Pembuatan pakan ternak ayam kampung 4 September 2009 Rumah Anis Safitri
6 Uji Organoleptik pada ayam A dan ayam B 4 September 2009 Rumah Anis Safitri
7 Pengolahan data dan penyusunan karya tulis 5-7 September 2009 Menyesuaikan
C. Alat dan Bahan Penelitian
a. Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan konsentrat pakan ternak ayam kampung dari kulit ari biji kedelai dan janggel jagung.
1. Alat penumbuk manual (mesin penggiling)
2. Timba atau penampungan air
3. Pengaduk
b. Bahan-bahan yang Diperlukan dalam Pembuatan Konsentrat pakan ternak ayam kampung dari kulit ari biji kedelai dan janggel jagung.


Tabel 3. Bahan-bahan yang dibutuhkan
No. Bahan-bahan Keterangan Gambar Bahan
1. Kulit ari biji kedelai

BU

2. Janggel jagung BU

3.
Serbuk tulang ikan BTP
4. Bekatul BTP

5. Ragi tape BTP
6.

Daun Pepaya

BTS
7. Daun Beluntas BTS
8. Beras BTS
9. Tetes BTS
10. Air garam BTS

Keterangan: BU = Bahan utama
BTP = Bahan tambahan primer
BTS = Bahan tambahan sekunder
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti menggunakan instrumen penelitian berikut ini:
1. Metode Eksperimen : Dilakukan untuk memperoleh data dari hasil eksperimen.. Eksperimen yang dilakukan yaitu pembuatan pakan ternak ayam kampung dimana dalam eksperimen ini peneliti mencari cara pengolahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung yang tepat agar produk bisa diterima di masyarakat.
2. Metode Studi Pustaka : Dilakukan untuk memperoleh data pendukung dari informasi yang ada baik dari buku, majalah maupun hasil penelitian sebelumnya.
3. Uji Organoleptik : Merupakan uji yang dilakukan untuk menguji perbedaan antara dua produk atau lebih yang dibandingkan. Data yang diperoleh dalam bentuk tabel. Dalam uji organoleptik ini ayam A diberi makan hasil olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dan ayam B diberi ransum biasa. Dalam uji ini peneliti membandingkan produk olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dari indikator bobot, nafsu makan, kelincahan, kesehata, badan, dan sisa konsentrat pakan.
4. Uji Potensi Pemasaran Produk : Merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui potensi suatu produk untuk kepentingan komersial. Dalam uji potensi produk ini peneliti memberikan prediksi biaya produksi pakan ternak hasil olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dibanding pakan ternak biasa.
E. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini diambil dua macam sampel pakan ternak dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Kode sampel ransum A : Pakan ternak hasil olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung.
2. Kode sampel ransum B : Pakan ternak dari bekatul dan beras.
F. Responden
Untuk melakukan Uji Organoleptik peneliti memberikan ransum pada ayam A dan B selama 1 bulan dan mengamati pertumbuhan ayam.
G. Proses Pembuatan Pakan Ternak Ayam Kampung dari Kulit Ari Biji Kedelai dan Janggel Jagung
A. Langkah-Langkah Pembuatan Konsentrat Makanan Ternak Ayam kampong dari Kulit Ari Biji Kedelai dan Janggel Jagung
a. Mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan yang nantinya akan digunakan terlebih dahulu untuk membersihkannya dari kotoran.
b. Memotong janggel jagung menjadi bagian yang lebih kecil untuk mempermudah proses fermentasi.
c. Memfermentasi janggel jagung dan kulit ari biji kedelai menggunakan ragi tape.hal ini bertujuan menguraikan serat kasar yang terkandung menjadi lebih lunak agar mudah dicerna oleh ternak.
d. Menghaluskan tulang ikan menjadi serbuk tulang ikan.Menghaluskan daun papaya dan daun beluntas yang sebelumnya telah dikeringkan.
e. Menghaluskan hasil fermentasi kulit ari biji kedelai dan janggel jagung. hal ini bertujuan memperkecil substrat agar mudah dicerna ternak.
f. Mencampurkan hasil fermentasi dengan serbuk tulang ikan, daun papaya, daun beluntas, dan bekatul.
g. Menambahkan tetes dan air garam saat pemberian ransum pada ternak ayam kampung. Ransum konsentrat alami siap untuk diberikan pada ternak ayam kampung.
Skema Proses Pembuatan Pakan Ternak Ayam Kampung dari Kulit Ari Biji Kedelai dan Janggel Jagung














• Adapun Komposisi ransum yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai derikut :
Tabel 4. Komposisi Ransum
No. Bahan Ransum A Ransum B
1 Kulit ari kedelai 20 % -
2 Janggel jagung 20 % -
3 Serbuk tulang ikan 10 % -
4 Bekatul 30 % 40 %
5 Tetes 5 % 5 %
6 Daun papaya 5 % -
7 Daun beluntas 5 % -
8 Air garam 5 % -
9 Beras - 55 %

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dapat dijadikan sumber pakan ternak ayam kampung karena mempunyai kandungan gizi yang memadai sehingga layak dijadikan pakan ternak ayam.
2. Pengolahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dalam pakan ternak mirip dengan pengolahan pakan ternak secara Tradisional. Perbedaannya hanya pada proses fermentasi. Hal ini bertujuan untuk menghaluskan serat kasar yang terkandung agar lebih mudah dicerna oleh ayam.
3. Hasil olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung dengan Kode Sampel A menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik pada ternak ayam kampung dengan tingkat pertumbuhan 80%.
4. kulit ari biji kedelai dan janggel jagung yang diolah sebagai pakan ternak ayam kampung mempunyai potensi sebagai produk pakan ternak yang dapat menjadi obyek usaha karena memerlukan biaya produksi yang sedikit dan mudah terjangkau.
B. Saran
1. Hendaknya diteliti lebih lanjut mengenai kandungan-kandungan lain yang terdapat dalam hasil olahan kulit ari biji kedelai dan janggel jagung
2. Bagi para peternak ayam kampung, untuk meningkatkan penghasilannya mohon mencoba memberikan ransum A pada ayam ternaknya.
3. Sebaiknya penemuan ini dapat dikembangkan di masyarakat sehingga dapat memicu peningkatan produksi pertanian dan peternakan.
4. Kami menghimbau kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat terutama dalam bidang peternakan.