Saturday, January 8, 2011

Filter Sampah Sungai Otomatis Guna Menuju Indonesia Go Blue

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan yang bersih, sehat, dan indah akan memberi rasa nyaman kepada manusia. Lingkungan yang nyaman seperti ini hanya dapat tercipta jika manusia yang tinggal di dalamnya memiliki rasa peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Di sisi lain, pesatnya peradaban manusi, ilmu pengetahuan, dan teknologi ternyata menimbulkan banyak masalah bagi lingkungan. Salah satu masalah lingkungan dalam hidup manusia adalah masalah sampah. Kebanyakan kegiatan manusia sangat berpotensi menghasilkan sampah.
Jenis sampah ada bermacam-macam. Ada sampah organic seperti sisa-sisa makanan, daun kering, selain itu juga ada sampah anorganik, seperti botol, kaleng, plastic, dan sampah dari bahan-bahan lain yang tidak dapat membusuk. Untuk sampah ini, diperlukan teknologi pengolahan yang sesuai dengan jenis dan karakteristik sampah yang ada. Jika pengolahan sampah tidak tepat,pencemaran lingkungan akan terjadi.
Hamper semua kota besar di Indonesia mengalami masalah yang sama dalam hal penanganan sampah, yakni pengolahan sampah yang tidak tepat sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Salah sau penanganan sampah yang tidak tepat adalah terjadinya pencemaran sungai akibat sampah yang menggunung.
Sebagai contoh adalah seringkalinya terjadi banjir di Jakarta yang disalahkan adalah banjir ”kiriman” dari Bogor. Salah satu penyebab adalah banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, terutama sampah yang terapung. “Berdasarkan data dari dinas kebersihan, paling banyak adalah sampah terapung, terutama plastic. Budaya membuang sampah sembarangan, seharusnya sudah distop sejak sekarang. Denda bagi mereka yang membuang sampah sembarangan seharusnya sudah tegas. Bukan hanya membuang sampah ke dalam sungai, tapi membuang sampai dari mobil yang sedang berjalan ke tengah jalan raya. Budaya bersih dan budaya keindahan, sudah selayaknya mendapat porsi besar juga dalam APBD, agar masyarakat sehat dan lingkungan semakin indah dan asri.
Oleh sebab itu, sudah saatnya sampah disetiap lingkungan khususnya di daerah muara sungai harus ditangani secara komprehensif. Sebelum diproses, sampah hendaknya dikumpulkan dalam satu area tertentu, selanjutnya sampah ditangani sesuai dengan jenisnya. Hal yang penting dalam pengolahan sampah adalah pemusnahan sampah itu sendiri. Dalam menangani masalah sampah, hal yang tidak boleh dilupakan adalah perlunya Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL merupakan salah satu ketentuan untuk menunjang pembangunan berwawasan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang ada di atas maka peneliti merancang sebuah alat yang nantinya diharapkan dapat mengatasi pencemaran sungaiakibat limbah yang nantinya ditakutkan akan merusak ekosistem laut. Penelitian ini dirangkum dalam sebuah karya tulis berjudul “Filter Sampah Sungai Otomatis Guna Menuju Indonesia Go Blue”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengatasi masalah pencemaran muara sungai akibat sampah?
2. Bagaimana sistem kerja dari Filter Sampah Sungai Otomatis?
3. Bagaimana Filter Sampah Sungai Otomatis dapat mewujudkan Indonesia Go Blue?




C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memberi informasi kepada seluruh masyarakat di Indonesia bahwa membuang sampah di sungai dampak negatifnya sangat banyak sekali.
2. Menggerakkan pemerintah dan masyarakat luas agar membuang sampah sesuai dengan tempatnya demi menjaga kelestarian lingkungan dan terhindar dari pencemaran sungai.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberi manfaat antara lain :
1. Bagi Penulis
a. Memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah.
b. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan penelitian.
2. Bagi Masyarakat
a. Memberitahukan bahwa membuang sampah di sungai dapat bepotensi menyebabkan banjir dan pencemaran air sungai.
b. Dapat meringankan kehidupan masyarakaat yang berada di sekitar aliran sungai yang padat sampah dengan adanya filter sampah otomatis.
3. Bagi Pemerintah
a. Memberikan ide baru pada pemerintah untuk mengatasi dampak daripada pencemaran sungai akibat sampah.
b. Membantu dalam upaya menciptakan lingkungan yang hijau, bersih, dan indah dengan adanya filter sampah otomatis.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sampah
1. Definisi Sampah








Gambar 2.1 Sampah
(Sumber : www.wikipedia.com )
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
2. Jenis-jenis sampah
a. Berdasarkan sumbernya
1) Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2) Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
3) Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
b. Berdasarkan sifatnya
1) Sampah pepek - dapat diurai (degradable)
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2) Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
c. Berdasarkan bentuknya
1) Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.



2) Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
• Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
• Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
B. Sungai
1. Definisi Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kebanyakan pinggir sungai di Jepang dipakai untuk tempat bermain, rekreasi dan pesta akhir pekan
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
2. Jenis-Jenis Sungai
a. Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
1) Sungai permanen : Yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2) Sungai periodik : Yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
3) Sungai intermittent atau sungai episodik : Yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
4) Sungai ephemeral : Yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
b. Sungai menurut genetiknya dibedakan :
1) Sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng
2) Sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
3) Sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
4) Sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
5) Sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen
3. Muara Sungai
Muara adalah wilayah badan air dimana terjadi pertemuan antara satu atau lebih sungai pada wilayah pesisir dengan wilayah laut. Muara sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti aliran air tawar dan sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan masuknya air asin. Sebagai hasilnya, muara mengandung banyak ceruk biologis dalam area kecil, dan begitu juga terkait dengan tingginya keanekaragaman hayati.
Muara-muara sungai biasanya terjadi pasang surut sungai (dalam bahasa ilmiah aestus), dan sering dicirikan oleh sedimentasi atau endapan lumpur dari darat yang terbawa air hujan. Kondisi air di muara terdiri dari air payau.
Sebagai ekosistem, banyak muara-muara sungai di bawah ancaman dari aktivitas manusia seperti polusi dan penangkapan ikan secara berlebihan. Karena kecocokan pemukiman manusia, muara biasanya menjadi titik berat tempat tinggal manusia, dari 32 kota terbesar di dunia, 22 diantaranya terletak di muara.
a. Sirkulasi Muara
Muara adalah lingkungan laut yang pH, salinitas, dan kadar air bervariasi, tergantung pada hilir sungai yang bermuara dan salinitas laut (samudra dan lautan memiliki tingkat salinitas yang berbeda). Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya siklus pembentukan muara disebut dengan waktu pembilasan.
• Muara sirkulasi adalah muara pada umumnya; hal ini terjadi ketika air tawar atau air payau mengalir keluar di dekat permukaan, sementara air garam padat mengalir ke dalam di dekat bagian bawah.
• Anti-Aliran muara adalah kebalikannya, di mana air mengalir keluar padat di dekat bagian bawah dan kurang padat ke dalam air yang beredar di permukaan.

C. Pencemaran Air
a. Sumber Pencemaran Air
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
1). Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
2). Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
3). Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
4). Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pencemaran muara sungai akibat sampah dapat diatasi dengan mengangkat sampah dari sungai untuk kemudian diolah menjadi bucket sampah sehingga memudahkan dalam pengangkutan sampah.
2. Sistem kerja Filter Sampah Otomatis adalah dengan menggunakan empat sistem. Sistem pertama adalah mengumpulkan sampah yang ada dengan Sistem Pengarah Apung (SPA), kemudian sampah diangkat menggunakan Sistem Garu Sampah (SGS) yang kemudian oleh Sistem Pemindah Sampah (SPS) untuk dipadatkan menjadi bucket sampah oleh Sistem Pemadat Sampah (SpaS).
3. Diharapkan dengan teratasinya sampah yang ada di sungai dapat mengurangi pencemaran sampah di laut untuk mewujudkan laut Indonesia yang bersih dari sampah.
B. Saran

1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan Filter Sampah Otomatis ini.
2. Hendaknya dilakukan sosialisasi tentang sampah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.
3. Hendaknya bagi seluruh masyarakat menjaga lingkungannya dari sampah.
4. Hendaknya usaha untuk mengatasi permasalahan pencemaran laut akibat sampah di Indonesia lebih digencarkan lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Marfukri, dkk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

_____. 2010. Sungai dan Pengairannya. (online http://budhisetiawan.net/courses/geologi-rekayasa/sungai-dan-pengalirannya/ diakses tanggal 1 April 2010).

_____.2009. Sungai. (online http://www.lablink.or.id/Hidro/Sungai/air-sungai.htm
diakses tanggal 1 April 2010).

_____.2009. Delta Sungai (online http://id.wikipedia.org/wiki/Delta_sungai diakses tanggal 1 April 2010).

_____. 2009. Pengelolaan Sampah (online http://www.esp.or.id/handwashing/media/sampah.pdf diakses tanggal 1 April 2010).
_____. 2009. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan (online http://plhspensa.blogspot.com/2007/09/dampak-sampah-terhadap-lingkungan.html diakses tanggal 1 April 2010).

_____. 2009. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan (online http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=259 diakses tanggal 1 April 2010).

No comments:

Post a Comment

komentar yang baik sangat diterima