Saturday, January 8, 2011

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TIK DI SMA UNTUK MENCETAK GENERASI MUDA YANG INOVATIF DAN KOMPETITIF DI ERA GLOBALISASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi. Informasi menjadi sesuatu yang mutlak dibutuhkan oleh semua orang, semua instansi dan semua negara. Negara maju seperti Jepang, Amerika dan lain-lain tidak pernah lepas dari penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Siapa yang mampu menguasai informasi itulah yang akan mampu menguasai dunia. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan yang sebenarnya juga merupakan kegiatan informasi, bahkan dengan pendidikanlah informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan kepada generasi penerus suatu bangsa.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara umum adalah semua teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang yang sangat penting dalam tahapan pendidikan seseorang. Karena pada saat jenjang SMA, seseorang akan menentukan kearah mana nantinya ia akan bekerja. Karena tidak dibekali dengan ketrampilan bekerja layaknya siswa SMK, kebanyakan lulusan SMA meneruskan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) agar nantinya dapat bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Akan tetapi tidak semua lulusan SMA meneruskan ke perguruan tinggi. Mereka yang tidak meneruskan ke perguruan tinggi akan berpotensi menjadi pengangguran karena tidak memiliki keahlian khusus untuk bersaing di dunia kerja. Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Bambang Indriyanto, mengatakan pemerintah akan mengurangi jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) karena disinyalir jumlah siswa lulusan SMA yang tidak bekerja atau tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi penyumbang jumlah penganggur terbesar(www.tempointeraktif.com ).
Disisi lain, pada perguruan tinggi, materi yang diberikan hanya menyangkut materi-materi pengkhususan bidang jurusan yang diambil. Sedangkan materi tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) jarang, atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Materi yang diberikan hanya berupa pengetahuan dasar dan dijelaskan secara singkat, sehingga tak jarang banyak yang tidak memahami dengan baik terutama bagi orang-orang yang sebelumnya hanya mendapat pelajaran TIK alakadarnya.
Padahal kenyataanya di dunia kerja, hampir semua lowongan kerja harus memenuhi persyaratan menguasai komputer, salah satu materi dalam TIK. Jika seseorang tidak menguasai komputer dengan baik, maka peluang kerja yang diperoleh juga akan semakin sedikit. Oleh Karena itu, proses pembelajaran TIK di SMA hendaknya lebih ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk membekali lulusannya agar dapat lebih berdaya saing di dunia kerja.
Karena berbagai masalah diatas, maka penulis membuat karya tulis ilmiah yang di dalamnya akan membahas mengenai pembelajaran TIK di SMA guna mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif di era globalisasi.penulisan ini dirangkum dalam sebuah karya tulis dengan judul “OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TIK DI SMA UNTUK MENCETAK GENERASI MUDA YANG INOVATIF DAN KOMPETITIF DI ERA GLOBALISASI ”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas pembelajaran TIK di SMA?
2. Bagaimana cara mengoptimalkan pembelajaran TIK di SMA?
3. Bagaimana pembelajaran TIK dapat mencetak generasi muda yang inovatif dan kompetitif di era globalisasi?

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberitahukan kepada masyarakat khususnya remaja agar dapat memanfaatkan pengetahuan TIK, khususnya komputer dengan baik karena nantinya sangat bermanfaat ketika terjun di dunia kerja.
2. Untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa peningkatan pembelajaran TIK di SMA dapat mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif.
3. Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Pelajar yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
• Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis
• Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuan dalam penelitian
• Menambah pengalaman dalam mencari data lapangan
• Membuat penulis menjadi lebih bermasyarakat

2. Bagi masyarakat
• Untuk mempersiapkan generasi yang inovatif dan kompetitif agar nantinya dapat berdaya saing di dunia kerja di era global yang syarat dengan persaingan.



D. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah peningkatan pembelajaran TIK di SMA guna menyiapkan generasi penerus yang lebih berkompeten dengan pembekalan kemampuan di bidang TIK agar lebih inovatif dan kompetitif di dunia kerja dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.







































BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Era Globalisasi
1. Definisi Era Globalisasi








Gambar 2.1 Globalisasi
(Sumber : www.googleimage.co.id )
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
• Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
2. Ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
• Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
• Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
• Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
• Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
3. Pentingnya Teknologi Informasi di Era Globalisasi
Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf.
Disamping itu berbagai sektor menuntut masyarakat untuk menguasai teknologi informasi sesuai perkembangan jaman di era globalisasi. Bagi siapa yang tidak menguasai teknologi informasi tentu saja akan terelim,inasi dari kompetisi yang ada.
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karma didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan.ilmu pengetahuan.dani teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru

B. Generasi Inovatif dan Kompetitif
1. Pengertian Inovatif dan Kompetitif
Pengertian Kompetitif : Memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain/competitor, sehingga memberikan keuntungan/manfaat lebih.
Adapun kelebihan dapat berupa pengetahuan, ketrampilan dan attitude (sikap dan perilaku)
Pengertian Inovatif adalah sifat yang aktif dan dapat menimbulkan cara baru dalam melakukan sesuatu atau "barang baru yang dibuat berguna". Ini mungkin merujuk pada suatu inkremental mendadak atau radikal dan perubahan revolusioner pemikiran, produk, proses, atau organisasi.








2. Generasi Inovatif dan Kompetitif





Gambar 2.2 Generasi Muda
(Sumber : www.fema.ipb.ac.id )
Kejayaan dan kehancuran suatu bangsa tergantung kepada kualitas generasi yang mengembannya. Hal mendasar yang sangat menentukan kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Pemikiran yang cemerlang akan mengantarkan suatu bangsa untuk mencapai keunggulan dan kejayaan, dapat memimpin umat manusia dan mensejahterakan kehidupan dunia.
Generasi kompetitif dan inovatif merupakan generasi yang mampu bersaing di era globalisasi dan menghasilkan inovasi baru untuk membangun bangsa. Mengingat generasi muda adalah penerus perjuangan bangsa ini, maka sangat dibutuhkan sekali kualitas generasi muda yang unggul agar dapat memenangkan persaingan ketat di kancah dunia.
C. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Masarakat pada era globalisasi dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan computer. Untuk itu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang melibatkan siswa secara aktif.

Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemahiran komputer adalah salah satu kriteria yang biasa diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.
Dalam pembelajaran ini tentunya di perlukan sarana dan prasarana yang memadai dan juga guru yang kompeten, untuk terwujudnya siswa yang menguasai teknologi dan mampu bersaing di era globalisasi.


























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang mempermudah penelitian apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Menyajikan data secara langsung tentang interaksi antar peneliti dengan responden. Metode ini dipilih karena dengan metode ini dapat mengumpulkan data berupa kata-kata (wawancara), gambar (foto), dan data stastistik sehingga mempermudah peneliti untuk membuat hubungan antar obyek kajian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif mempermudah peneliti untuk menjabarkan tentang pentingnya penguasaan TIK di era globalisasi.

A. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument sebagai berikut:
1. Angket : Instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan cara memberikan pertanyaan tertulis pada selembar kertas. Biasanya pertanyaan angket disusun dalam bentuk multiple choice dengan tambahan beberapa jawaban subyektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen ini untuk mengetahui tingkat penggunaan internet di kalangan pelajar SMA 1 Ponorogo, serta mengaitkan dengan rutinitas belajar mereka.
2. Kajian literatur : adalah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tambahan (sekunder). Data sekunder digunakan sebagai pelengkap data primer. Kajian literatur dapat diperoleh dari majalah ilmiah, buku-buku, dan internet. Data penelitian ini sebagian besar data diperoleh dari kajian literatur.



3. Foto : adalah instrumen yang digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif yaitu menganalisis data khusus untuk mendapatkan gambaran yang bersifat umum. Pada penelitian ini, foto diambil dari foto yang dihasilkan orang lain maupun foto yang dihasilkan peneliti sendiri.

B. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel penelitian yaitu:
1. 10 pelajar dari SMAN 1 Ponorogo.
2. 10 pelajar dari SMAN 2 Ponorogo.
3. 10 pelajar dari SMAN 3 Ponorogo.
4. 10 pelajar dari SMAN 1 Jetis.
5. 10 pelajar dari SMAN 1 Sambit.

C. Responden Penelitian
Untuk memperoleh data, peneliti memilih responden penelitian dari 50 responden yang berasal dari 5 SMA di Kabupaten Ponorogo. Dari tiap-tiap sekolah diambil 10 responden yang terdiri dari :
1. Pelajar dari SMAN 1 Ponorogo.
2. Pelajar dari SMAN 2 Ponorogo.
3. Pelajar dari SMAN 3 Ponorogo.
4. Pelajar dari SMAN 1 Jetis.
5. Pelajar dari SMAN 1 Sambit.

E Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 7-18 Maret 2010.
2. Tempat penelitian
a. Di SMA N 1 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
b. Di SMA N 2 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
c. Di SMA N 3 Ponorogo sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
d. Di SMA N 1 Jetis sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.
e. Di SMA N 1 Sambit sebagai tempat penyebaran angket bagi pelajar.

F. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010. Berikut disajikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Waktu Tempat
1. Merumuskan judul dan rumusan masalah. 7 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
2. Mencari literatur dari buku-buku, majalah ilmiah dan internet. 8-10 Maret 2010 Menyesuaikan
3. Penyebaran angket kepada pelajar SMA N 1 Ponorogo 11-13 Maret 2010 SMA N 1 Ponorogo
4. Pengumpulan dan pengolahan angket 11-13 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo
5. Pengolahan data dan penyusunan karya tulis. 14-18 Maret 2010 SMA Negeri 1 Ponorogo

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembelajaran TIK di SMA nasih belum efektif. Hal ini disebabkan oleh sistem pembelajaran TIK masih tergolong sedang, sarana prasarana TIK di sekolah yang kurang memadai, kurangnya kompetensi guru TIK, Suasana pembelajaran yang membosankan, dan materi yang kebanyakan berupa teori. Ketidakefektifan dalam pembelajaran tersebut menyebabkan siswa kurang dapat menyerap materi dengan baik.
2. Optimalisasi pembelajaran TIK dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, mewujudkan guru TIK yang berkompeten, serta memperbanyak materi praktek daripada teori.
3. Pembelajaran TIK di SMA sangat berperan penting dalam mencetak generasi yang inovatif dan kompetitif.
B. Saran
1. Hendaknya pembelajaran TIK lebih ditingkatkan lagi.
2. Hendaknya sekolah lebih mengoptimalkan pembelajaran TIK bagi siswanya.
3. Hendaknya kepada seluruh siswa agar selalu mengutamakan pelajaran TIK sebab nantinya akan sangat berguna dalam persaingan di era global.






DAFTAR PUSTAKA

Hari Wibawanto. 2006. Learning Managemen System.Handout.Disajikan pada Training on ICT in Instruction forQuality Improvement of Graduate Study di Universitas Udayana, Denpasar.
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Lallana, Emmanuel C. 2003. The Information Age. Manila: e- Asean Task Force UNDP APDIP.
SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.
Unnes. 2006. Laporan Akhir Pelaksanaan Program K-2. Semarang: Unnes
_____. 2010. Globalisasi. (online http://intl.feedfury.com/content/16335668-teknologi-informasi-di-era-globalisasi.html diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____.2009. Ancaman Globalisasi(online http://beritasore.com/2008/08/05/era-globalisasi-jadi-ancaman/ diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____.2009. Teknologi Informas i(online http://argaclever.blogspot.com/2009/05/teknologi-informasi-di-era-globalisasi.html diakses tanggal 8 Maret 2010).
_____. 2009. Pemanfaatan Globalisasi (online http://one.indoskripsi.com/node/5725 diakses tanggal 8 Maret 2010).

No comments:

Post a Comment

komentar yang baik sangat diterima